Harga Beras Naik, Ini Keluhan Ibu-ibu di Majalengka

22 Januari 2024, 20:01 WIB
ilustrasi beras /PxHere/Pijarn Jangsawang/

KABARCIREBON - Harga beras naik. Ibu-ibu rumah tangga di Majalengka pun mengeluh. Karena, harga beras mencapai Rp16.000 per kg dengan kualitas premium dan Rp15.000 per kg kualitas medium.

Sedangkan harga gabah di tingkat penggilingan yang berasal dari tengkulak telah mencapai Rp920.000 per kwintal, naik sebesar Rp50.000 dibanding dua pekan lalu.

Para pemilik penggilingan menyebutkan, saat ini di Kabupaten Majalengka sudah mendekati krisis beras dan gabah. Sehingga, perlu segera diantisipasi pemerintah.

Baca Juga: 27.489 KPPS di Majalengka Segera Dilantik

Titi dan Enan, dua ibu rumah tangga asal Majalengka, mengaku kaget saat membeli beras ke pasar tradisional. Mereka biasa membeli beras tiap hari sebanyak 1 kg. Karena, setiap hari menghabiskan hingga 1 kg untuk keluarganya.

“Beli berasnya tiap hari sekalian pulang dagang. Sekarang harga berasnya mahal,” ungkap Titi yang terpaksa membeli beras medium kualitas II dengan harga Rp 13.000 per kg.

Padahal, awalnya beras medium kualitas I hanya seharga Rp 14.000 per kg sedangkan sekarang naik Rp 1.000.

Sementara itu, sejumlah pemilik penggilingan gabah menyebutkan, sudah cukup lama banyak penggilingan yang tutup karena sulitnya mendapatkan gabah.

Baca Juga: Ini 20 Alamat Kedai Pecel yang Maknyos di Kabupaten Pamekasan, Ada Pilihan Pecel Bu Amin dan Pecel Magetan

Yang beroprasi, hanya sebagian kecil itupun tidak secara rutin. Paling sering melakukan giling selang sehari.

Dedi Koswara, pemilik penggilingan di Kelurahan Cijati misalnya. Dia mengaku pabriknya beroperasi hanya dua hari sekali menghindari tingginya biaya operasional dan tenaga kerja. Ini terutama karena gabah yang minim.

Stok gabah di pabriknya kini hanya sebanyak 25 tonan dan baru mendapat kiriman lagi pada Selasa 23 Januari 2024. Sedangkan kapasitas mesin di pabriknya mencapai 40 ton per hari.

Baca Juga: Gonjang-Ganjing Dewas PAM Tirta Kamuning, Asda II Kuningan Sebut Ada Usulan Perubahan Perbup tapi Telat

“Saya sekarang dua hari sekali baru giling, kalau memaksakan giling tiap hari mah biaya pekerja juga lumayan besar. Belum lagi biaya operasional lainnya, listrik juga tinggi. Jadi disiasati seperti ini, yang penting suplai beras ke pelanggan tetap lancar,” ungkap Dedi.

Dia belakangan ini hanya mendapat pasokan gabah dari wilayah Indramayu yang musim panennya paling akhir dibanding wilayah Majalengka, namun harganya telah mencapai Rp 920.000 per kwintal. Sedangkan di wilayah Majalengka gabah sudah sangat sulit diperoleh.

Kebutuhan beras untuk menyuplai ke pelanggan menurut Dedi, setiap minggunya mencapai 50 hingga 60 ton, yang dikirim ke Bandung dan Bogor serta memenuhi permintaan dari Kabupaten Garut untuk penyediaan resi gudang.

Baca Juga: Pokdarwis Tanam Pohon di Kawasan ODTWA Curug Cilengkrang Kuningan

Karena mahalnya harga gabah, dia pun mematok harga beras kepada pelangganya dengan harga Rp 13.600 per kg.

Sebelumnya Dedi biasa membeli gabah dari wilayah Jawa Tengah seperti Semarang dan Cilacap. Namun kini harga gabah di wilayah tersebut telah mencapai Rp 13.500 per kg.

Sudirto pemilik penggilingan lainnya di Kelurahan Tarikolot bahkan hanya melakukan giling seminggu sekali atau paling sering seminggu dua kali. Diapun kini hanya memiliki stok gabah sebanyak 1,5 tonan.

Baca Juga: Hasil Pengerjaan Proyek Insfrastruktur di Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon Kulitasnya Amburadul

Dengan harga gabah yang mahal, dia pun kini menjual beras dengan harga lumayan tinggi Rp 13.600 per kg hingga Rp 13.700 per kg. Menurutnya wajar jika di tingkat pengecer harga di atas harga tersebut.(Tati Purwati/Kabar Cirebon)***

Editor: Muhammad Alif Santosa

Sumber: liputan

Tags

Terkini

Terpopuler