Cegah Penularan Covid-19, Warga Rajin Berjemur dan Konsumsi Ramuan Obat Herbal

- 7 Juli 2021, 06:11 WIB
Tati/KC PEGAWAI di Staf Ahli Pemkab Majalengka, Manta tengah berjemur untuk menghindari paparan Covid-19, Selasa (6/7/2021).*
Tati/KC PEGAWAI di Staf Ahli Pemkab Majalengka, Manta tengah berjemur untuk menghindari paparan Covid-19, Selasa (6/7/2021).*

MAJALENGKA, (KC Online).-

Sebagian masyarakat yang merasa khawatir dengan penularan Covid-19 berupaya mencegah dengan beragam cara. Mulai dari rajin berolah raga, berjemur di siang hari hingga mengonsumsi beragam ramuan obat herbal, yang diyakini bisa menyembuhkan dan mencegah paparan Covid-19 dan cara lainnya.

Bahkan mandi dengan air hangat serta makan dan minum serba hangatpun, dipercaya masyarakat bisa mencegah Covid-19.

Sehingga obat-obat herbal yang dipercaya menangkal viruspun laku dibeli masyarakat, yang terus berupaya mencari cara untuk kesembuhan.

Berjemurpun ada beragam pemahaman, selain ada yang menyebutkan baik dilakukan pagi hari sekitar pukul 08.00-10.00 WIB, tapi ada pula yang menyebutkan berjemur untuk Covid-19 dilakukan sekira pukul 11.00 WIB.

Miing, Manta dan sejumlah pegawai di Sekretariat Wakil Bupati dan Staf Ahli, berjemur setiap pagi atau sekitar pukul 08.00 WIB selama kurang lebih 30 menit di halaman parkir kantor. Sedangkan Yudi berjemur lebih lama dari temannya.

“Agar sehat karena katanya Covid-19 akan mati terkena panas sinar matahari, juga matahari pagi memang menyehatkan,” katan Miing.

Hal yang sama juga dilakukan Makya Widiatmara, Ica dan Bombom yang setiap pagi berjemur di lapang bola voli halaman rumahnya bersama dengan beberapa teman sebayanya atas saran orang tua mereka. Paginya mereka jalan-jalan sebelum banyak warga berlalulalang.

“Setelah subuh langsung jalan-jalan ke atas, belum banyak orang jadi santai,” kata Makya.

Selain berjemur banyak pula yang mengonsumsi obat herbal yang dipercaya mencegah atau mempercepat kesembuhan Covid-19. Di antaranya ada yang menyarankan untuk mengkonsumsi banyak madu dan vitamin C 1.000 cc serta makanan bergizi.

Sri Susilawati warga Simpeureum menyarankan, agar penderita Covid-19 untuk pemulihan penciuman dengan menggodok daun sirih kemudian dibubuhi kayu putih dan jeruk lemon, lalu saat panas uapnya terus dihirup. Selain itu kayu putuh disemprotkan di masker ketika masker akan dipakai.

Cara lainnya adalah menggodok jahe ditambah serai, kemudian diminum dengan gula merah atau bisa langsung diminum tanpa gula setiap pagi dan sore. Ada juga yang menggodok kunyit dan serai, lalu airnya diminum pagi dan sore. Hingga jahe dan kunyitpun laku di pasaran.

Minuman jeruk nipis atau lemon tanpa campuran apapun, juga dipercaya bakal mencegah dan mempercepat kesembuhan. Selain itu membubuhkan minyak kayu putik ke gelas sebanyak dua tetes, kemudian di minum dan beragam cara lainnya.

Mengonsumsi buah-buahan yang mengandung banyak vitamin seperti jeruk, pepaya, pisang, apel dan aneka buah lainnya, juga banyak dilakukan masyarakat selain pemenuhan protein.

Sedangkan Asep Trisno warga Desa Pakubeureum, Kecamatan Kertajati yang dua anggota keluarganya terkonfirmasi positif, selain mengonsumsi obat herbal hasil ramuannya, juga membeli obat kimia seharga Rp 400.000 per paket. Itu dibelinya atas saran temannya. Paket obat tersebut berisi beragam vitamin, mulai vitamin C, B komplek, vit D dan vitamin E serta obat penurun panas dan batuk. Hanya menurutnya harga paket obat tersebut naik dalam sepekan. Semula harga satu paket hanya Rp 400.000,  seminggu kemudian satu lembar obat naik dari Rp 125.000 menjadi Rp 200.000.

“Paket obat itu hanya ada di satu apotek sedangkan apotek lain dijelajahi tidak tersedia,” kata Asep.

Sementara itu, dr Prian Sembhada W menyebutkan, vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh biasanya diberikan. Namun untuk obat-obatan lain diberikan sesuai dengan keluhan dan kondisi pasien. Sehingga tidak semua pasien Covid-19 obatnya sama. Karena ada penderita yang disertai batu berdahak, demam, muntah dan diare, tapi ada juga yang tidak, sehingga obat yang diberikan bakal berbeda.

“Ada beberapa pasien isoman yang melakukan konsultasi via WA, keluhannya berbeda. Jadi tidak mungkin setiap orang penderita Covid-19 diberikan obat yang sama, atau obat satu paket,” katanya.

Hal yang sama juga disampaikan dr Gandana Purwana. Menurutnya belum ada obat untuk Covid-19, selain vaksinasi. “Yang terpenting bagi masyarakat atau penderita tetap menjaga kebugaran tubuh,” ucapnya.(Tati)

Editor: Dandie Kabar Cirebon


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah