Lah Sih! Dapat Penghargaan Kemenkop, Bupati Majalengka Ini Malahan Protes

- 14 Agustus 2023, 21:47 WIB
Bupati Majalengka Karna Sobahi
Bupati Majalengka Karna Sobahi /Foto/Dok/KC/

KABARCIREBON - Bupati Majalengka mengaku heran dengan penghargaan Jasa Bhakti Koperasi dan UKM kategori Pejabat Negara yang diterimanya dari Kementerian Koperasi (Kemenkop) pada Sabtu, 12 Agustus 2023 lalu di Grand Mercure Baru Solo Jawa Tengah.

Alasannya, penghargaan yang diterimanya justru lebih rendah dibanding penghargaan yang pernah diterima sebelumnya, yakni Satya Lencana Pembangunan Koperasi di tahun 2019 lalu dari Presiden RI Joko Widodo.

“Agak aneh dengan penerimaan penghargaan ini, sebab dulu kan pernah menerima penghargaan tertinggi di bidang koperasi Satya Lencana sekarang malah turun,” ungkap Bupati Majalengka Karna Sobahi, Senin (14/8/2023).

Baca Juga: Di Kabupaten Cirebon, Ada Kuwu Cup Sarajaya Berhadiah Rp30 Juta

Begitu menerima penghargaan Bupati Majalengka mengaku langsung berkata kepada Menteri Koperasi Teten Masduki yang menyerahkan penghargaan tersebut yang kebetulan kenal baik, dengan menyebutkan penghargaan tersebut levelnya lebih rendah.

“Saya katakan kepada Menteri Koperasi ‘izin Pak Menkop, saya itu sudah terima penghargaan Satya Lencana dari Presiden, sekarang Jasa Baksti’,” ungkap Karna menirukan omongannya kepada Menteri Koperasi.

Ternyata, menurut Bupati, saat itu juga Menteri Koperasi menyebut itu sebuah kesalahan. Penghargaan yang diterima sekarang itu level dua, sedangkan penghargaan yang diterima sebelumnya Satya Lencana adalah penghargaan dengan level tertinggi.

Baca Juga: Ini 20 Alamat Pedagang Bakso yang Terkenal di Jagakarsa, Bakso Wong Djowo dan Bakso Tegangan Memang Mantul

Bupati Karna juga mengatakan, kenapa selama ini banyak koperasi yang gagal atau bangkrut? Karena koperasi hampir sebagian besar bergerak di simpan pinjam.

Sementara ketika bergerak di bidang simpan pinjam, anggota lebih banyak meminjam dibanding menyimpan, sementara ketika harus membayar pinjaman biasanya sulit.

“Masyarakat atau anggota lebih banyak pinjam daripada menyimpan, semua ingin pinjam, kas habis, ketika bayar sulit, akhirnya bangkrut,” ungkapnya.

Baca Juga: Peringati Hari Pramuka, Owner Konci Rianty: Semoga Terus Produktif dan Kreatif dalam Berkarya

Menyangkut kemajuan UMKM, Bupati menyebutkan perlunya perubahan tampilan UMKM yang harus lebih inovatif saat mengolah bahan menjadi makanan yang berbeda.

Misalnya saja beras ketan, tidak hanya dibuat rengginang, tape yang tradisional namun dibuat makanan yang berbeda yang ditempat lain tidak banyak diproduksi atau bahkan tidak dibuat.

Atau opak tidak hanya dibuat opak ukuran kecil dengan rasa yang sama dan kemasan yang sama sehingga kurang menarik dan diproduksi banyak orang. Atau kolang kaling tidak hanya dibuat satu jenis manisan namun harus diolah dengan beragam jenis dan produksinya bisa masuk ke semua tempat baik pasar tradisional maupun pasar modern hinga ke hotel besar, bahkan jika mungkin bisa diekpor.

Baca Juga: Link Live Streaming MU vs Wolves, Prediksi Ujian Pertama Erik ten Hag, Manchester United Dilanda Badai Cedera

“Opak dibuat varian rasa, kolang kaling juga dibuat beragam olahan dan hasilnya bisa masuk ke semua tempat. Olahan opak tidak sekadar di bakar atau di goreng. Jika tetap bertahan di tradisional dengan kemasan yang biasa itu bukan sebuah kemajuan tapi kemunduran,” ungkapnya.

Ke depan Bupati mengatakan, pihaknya ingin UMKM di Majalengka bisa lebih maju dan mengolah beragam bahan makanan menjadi makanan mewah dengan nilai jual yang tinggi, dengan begitu pelaku usaha akan lebih maju dan lebih sejahtera.(Tati/KC).***

Dapatkan informasi terbaru dan populer Kabar Cirebon di Google News.

Editor: Epih Pahlapi

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah