Dinkes Kabupaten Cirebon: TBC Bukan Penyakit Biasa, Segera Obati

- 25 September 2023, 18:20 WIB
Rakor penanganan TBC di Kabupaten Cirebon oleh stakeholder terkait, Senin (25/9/2023), di salah satu hotel di Kota Cirebon.
Rakor penanganan TBC di Kabupaten Cirebon oleh stakeholder terkait, Senin (25/9/2023), di salah satu hotel di Kota Cirebon. /IST /

KABARCIREBON - Kabupaten Cirebon terus berupaya menekan kasus TBC dengan cara pengobatan serta menemukan kasus-kasus baru.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Nurpatmawati mengatakan, petugas serta para kader sudah mengupayakan screening TBC di tengah masyarakat.

"Jika ditemukan gejala maka perlu ditindaklanjuti, di antaranya batuk selama dua Minggu tak kunjung sembuh, pasti akan dilakukan pemeriksaan lanjutan," ujar Nurpatmawati, di sela kegiatan rapat koordinasi dan pertemuan komunitas para pemangku kepentingan jejaring DPPM untuk optimalisasi pemenuhan standar pelayanan minimal SPM (SPM terkait pelayanan TBC di kabupaten Cirebon tahun 2023), di salah satu hotel di Kota Cirebon, Senin (25/9/2023).

Baca Juga: Ini 20 Alamat Pedagang Bakso yang Mantul di Ngamprah, Silakan Coba Bakso Bi Ade, Bakso Graha, dan Bakso Sopian

Ia menambahkan, semakin aktif tenaga kesehatan melakukan screening penyakit TBC ini maka semakin baik.

"Perlu diperhatikan, bahwa pengobatan penyakit ini memerlukan waktu jangka panjang, minimal enam bulan. Efek sampingnya lumayan, di antaranya mual karena diminum sebelum makan. Namun penderita jangan patah semangat, sebab jika terus diobati maka akan sembuh," ungkapnya.

Menurutnya, kasus penyakit TBC terus ada karena kesadaran masyarakat akan PHBS dan sanitasi masih kurang memadai.

Baca Juga: Ukas Suharfaputra Jadi Direktur PAM Tirta Kamuning Kuningan Periode 2023-2028

"Sebenarnya jika ada kasus baru TBC itu berarti ada peranan maksimal dari petugas dan kader. Hambatan di lapangan terkait penanganan penyakit ini karena masyarakat itu sendiri yang tingkat kesadarannya akan kebersihan masih kurang," tuturnya.

Selain itu, tambah Nurpatmawati, adanya anggapan jika TBC adalah hal yang biasa, menjadi salah satu kendala para petugas dan kader.

"Anggapannya itu penyakit biasa, padahal jika dibiarkan itu berbahaya karena akan terus menular. Maka, peranan aktif dari keluarga dan masyarakat sangat diperlukan," ungkapnya.

Baca Juga: Bupati: Penting Ajarkan Siswa tentang Menjaga Lingkungan

Berdasarkan data pada Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, kasus TBC cenderung mengalami peningkatan selama 2022 dan 2023 ini. Dan cenderung menurun pada masa-masa Covid-19. Pada tahun 2018, terdapat 4553 kasus, 2019 terdapat 5430 kasus, 2020 terdapat 3479 kasus, 2021 terdapat 3416 kasus, 2022 terdapat 7022 kasus, dan hingga Agustus 2023 terdapat 5334 kasus.

"Kemungkinan pada 2023 akan lebih jumlahnya dibandingkan dari tahun 2022, karena tahun 2023 belum berakhir," ujar SR Manager Penabulu Jawa Barat, Bambang Eko.

Diakui Bambang memang ada lonjakan kasus pada dua tahun terakhir ini dibandingkan pada tahun-tahun Covid-19.

Baca Juga: Tonggak Sejarah Kemajuan UMKM, Kuningan Ditunjuk Jadi Tuan Rumah Tingkat Nasional

"Ada banyak temuan kasus yang melonjak, tapi itu bukan melonjak juga sebenarnya, jangan-jangan itu memang kesadaran masyarakat yang naik akan penyakit ini," ungkapnya.

Ia menambahkan, temuan kasus memang harus sebanyak-banyaknya agar bisa diobati secara maksimal. 

"Dua bulan pengobatan itu jangan berhenti, nanti bisa jadi resisten obat," tuturnya.

Baca Juga: 21 Kadis Dimutasi, Bupati Kuningan: Saya Tanggung Jawab Dunia dan Akhirat

Bambang juga mengatakan, pemerintah telah menggratiskan untuk pengobatan penyakit TBC ini.

"Kalau urusan biaya penanganan dan pemeriksaan hingga pengobatan murni TBC itu gratis. Saya sendiri berharap ada unsur 'paksaan' pengobatan dari minimal yang punya wilayah, RT RW bisa maksa terhadap warganya yang memang memiliki TBC," katanya.(Fanny)

 

Editor: Fanny Crisna Matahari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah