Dukung Rebana Metropolitan, Pelabuhan Cirebon akan Ditata

- 26 September 2023, 20:56 WIB
Kepala KSOP Cirebon, Chaerul Awaludin.
Kepala KSOP Cirebon, Chaerul Awaludin. /Fanny Kabar Cirebon /

Sementara itu, General Manager PT Pelindo Regional II Cirebon, Supardi mengatakan, nantinya Pelindo akan melakukan penataan pelabuhan yang sudah direncanakan. Menurut Supardi, saat ini, kondisi dermaga di Pelabuhan Cirebon sudah berumur dan perlu adanya rekontruksi. 

Baca Juga: Fix, Kecamatan Mundu Kab.Cirebon Tunda Masuk Daerah Otonomi Baru! FCTM Perjuangkan Cirebon Timur menjadi DOB

Menurut Supardi, saat ini Pelabuhan Cirebon membutuhkan kedalaman yang cukup untuk menampung kapal- kapal yang berukuran lumayan besar. Saat ini, Low Water Spring (LWS) di Pelabuhan Cirebon hanya 5 meter. 

"Dengan LWS 5 meter, kapal yang bisa masuk dengan aman sangat terbatas. Untuk kapal dengan LWS 6 sampai 8 meter, otomatis tidak bisa masuk ke Pelabuhan Cirebon," kata Supardi. 

Sebagai pelabuhan pengumpan, kata Supardi, Pelabuhan Cirebon setidaknya harus memiliki kedalaman 6 sampai 7 meter. Sehingga menurutnya, logistik bisa diangkut sampai 6 ribu ton. Menurut Supardi, masalahnya, pendalaman alur tersebut sangat besar, sebab membutuhkan biaya sampai ratusan miliar. Apalagi, kondisi alam juga sangat berpengaruh, mengingat sedimentasi yang cukup tinggi. 

Baca Juga: Ini 20 Alamat Pedagang Bakso yang Populer di Bogor Selatan, Ada Pilihan Bakso Mang Oding dan Bakso Beby

"Tapi sekarang ini masih 3 ribu ton. Berbeda dengan tongkang yang bisa sampai 8 ribu ton. Sebab secara spesifikasi berbeda," tuturnya. 

Sebagai langkah untuk pendalaman alur pelabuhan tersebut, Pelindo melakukan studi dengan Institut Teknologi Bandung (ITB). Supardi juga mengatakan, kajian masih dilakukan dengan ITB untuk masalah sedimentasi tersebut. Sehingga nantinya upaya pendalaman bisa dilakukan dengan efektif. 

"Kemudian untuk perubahan menjadi pelabuhan peti kemas, sampai sekarang masih dikaji. Padahal, semua kelengkapan sudah ada. Mulai dari back up area, lapangan peti kemas dan lainnya. Sekarang sedang berusaha diinventarisasi persoalannya. Sedangkan RIP, pelan-pelan seiring dengan kebutuhan untuk dibangun secara bertahap," imbuhnya. (Iskandar)

Halaman:

Editor: Fanny Crisna Matahari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah