“Sistem biometrik kan melalui iris mata, sidik jari yang tidak mungkin bisa diubah. Kalaupun error katanya satu juta berbanding satu, kalaupun ada yang curang sangat kecil kemungkinan bisa terjadi,” ungkap Ade.
Dia memastikan apa yang beredar di media sosial sekarang ini adalah hoaks, apalagi itu tidak jelas sumbernya dan di mana keterangan tersebut diberikan, siapa yang mengatakannya?
Baca Juga: Dorong Peningkatan Ekonomi Masyarakat, Kawasan Kertajati Aero City Akan Segera Diwujudkan
“Itu mungkin karena menjelang pemilu, sehingga hoaks bisa bertebaran di mana–mana,” ungkap Ade yang mengaku banyak menerima kiriman video tersebut sejak Minggu pagi.
Menurutnya, dia memang pernah mendengar terjadi error data kependudukan menjelang pemilu Tahun 2019 lalu, namun error data tersebut tidak mencapai jumlah ribuan, melainkan hanya puluhan orang saja. Itu pun bukan pencantuman jumlah nama orang yang berlebihan hingga tidak masuk akal.
“Sangat tidak logis dalam satu KK masuk ratusan orang, apalagi ribuan, malah puluhan orang saja tidak mungkin, kalaupun ada patut dipertanyakan sejak awal,” tambah Ade.(Tati/KC).***