Sang Maestro Batik Trusmi Cirebon Berpulang, Karyanya Akan Selalu Dikenang

KABARCIREBON-  Pecinta batik Cirebon kini kehilangan sosok Sang Maestro bernama Katura A.R., seorang maestro batik berasal dari Trusmi Kabupaten Cirebon, Jawa Barat kini telah berpulang ke Rahmatullah diusianya yang ke-72 tahun.

Sosok almarhum yang karya-karyanya dikagumi di nasional bahkan mancanegara, sering menciptakan karya motif batik yang membuat decak kagum pecinta batik.

Dikutip dari Antara, almarhum pernah menciptakan karya motif batik yang menggambarkan perlawanan negara terhadap para koruptor.

Baca Juga: Pj Wali Kota Lepas Peserta Kontes Juara Anak Sholeh Tingkat Provinsi Jawa Barat

Dia mengatakan ciptaanya yang diberi judul "Kro Ter Kornas", yaitu kronologi tertangkapnya koruptor nasional, merupakan hasil renungan atas kejadian beberapa waktu lalu yang menyita pandangan publik.

Saat itu, Katura menerangkan, karyanya yang berupa lambang garuda sedang mencengkeram tikus besar itu mempunyai arti bahwa pemerintah dalam hal ini Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedang menangkap koruptor kelas kakap.

Selain dua karakter itu, ia juga membuat beberapa tikus kecil yang dilambangkan sebagai koruptor, menunggu untuk dicengkeram garuda (KPK).

Baca Juga: Mengapa Anak yang Sudah Bekerja Harus Memberi Uang Kepada Orangtuanya, Ternyata Kebiasaan Itu Penting

"Kalau tikus besar bisa diartikan koruptor yang memakan uang rakyat dengan jumlah banyak, yang kemarin tertangkap," katanya.

Dalam karya itu juga terdapat gambar batik lainnya terkait dengan peristiwa penanganan tindak pidana korupsi.

"Ada juga tiang listrik yang menjadi simbol kejadian itu, selain itu beberapa tikus kecil sedang menunggu giliran diterkam garuda," terangnya.

Baca Juga: Ada Sahabat yang Bisa Mengajak Kita Masuk Surga, Coba Simak Ciri-cirinya Mulai dari Bulan Ramadhan Ini

Kain batik yang menggambarkan perlawanan terhadap koruptor itu mempunyai ukuran lebar 70 cm dan tinggi 90 cm.

Selain membuat motif batik "Kro Ter Kornas", almarhum juga sering membuat karya lain yang menggambarkan keadaan negara pada zamannya, seperti zaman presiden ke-2, dia membuat batik yang diberi nama Panca Usaha Tani (Panutan) yang dibuatnya pada 1974.

Dalam karya itu, motif batik menggambarkan tentang kehidupan para petani yang sedang melakukan penanaman dan berusaha mengerjakan instruksi penguasa.

Baca Juga: Setelah Puasa Bulan Ramadhan Coba Lanjutkan dengan Puasa Syawal dan Senin Kamis, Ini Manfaat Kesehatannya

Selain itu, masih banyak lagi karya-karya almarhum semasa hidupnya yang membuat kagum. Sosoknya, memang pantas disebut maestro batik.***