Karenanya, Pemprov Jabar menginisiasi gerakan bersama untuk penanganan ketiga penyakit yang masih cukup tinggi di masyarakat tersebut.
Majalengka adalah salah satu kabupaten di Jawa Barat yang angka stuntingnya masih sangat tinggi yakni mencapai 24,1 persen. Angkat tersebut melebihi angka rata – rata Jawa Barat sebesar 21,7 persen. Angka sebesar itu dinilai sangat tinggi yang harus segera diturunkan.
Untuk kasus DBD di Jawa Barat selama tahun 2024 atau selama kurun waktu kurang dari lima bulan, mencapai lebih dari 28.000 kasus. Dan sebanyak 210 kasus di antaranya dinyatakan meninggal dunia.
Baca Juga: Inilah Cara Membedakan Perhiasan Emas Asli dan Logam Kuningan, Jangan Sampai Tertipu
Sedangkan kasus TBC di Jawa Barat masih mencapai lebih dari 211.000 yang harus segera ditangani kesehatannya.
Disampaikan Herman Suryatman, untuk menangani stunting harus dilakukan dengan cara yang luar biasa. Yakni bahu membahu atau gotong royong antara Pemprov, Pemerintah Kabupaten yang melibatkan Forkopimda, pramuka, alim ulama, seniman, budayawan, siswa sekolah dan pihak lainnya.
Pabrik Hese
Dengan semangat gotong royong dan bahu membahu mencegah ketiga penyekit tersebut, maka percepatan pencegahan bisa dilakukan secara efektif.
“Lewat gotong royong tentu tidak ada pabrik hese. APBD untuk penanganan stunting, DBD dan TBC ada, hanya sifatnya untuk stimulus,".