Apa Hubungannya Sesar Lembang dengan Daerah Lembang di Bandung? Ini Penjelasannya

6 Januari 2024, 09:45 WIB
Jalur Sesar Lembang /

KABARCIREBON - Lembang adalah nama sebuah desa dan kecamatan di Kabupaten Bandung Barat. Lantas apa hubungannya, Lembang dengan Sesar Lembang yang kini tengah ramai diperbincangkan setelah terjadinya gempa bumi di Sumedang? Jelas ada.

Lembang dikenal sebagai daerah yang dominan dengan ladang kopi, tembakau dan peternakan sapi. Lembang merupakan desa kecil yang berada di ujung Bandung. Mayoritas penduduknya bekerja di perkebunan. Maka, semakin tahun desa ini semakin sumber, berkembang dan menjadi desa dengan tampilan yang indah.

Tafso Barn Cafe Instagramable di Lembang.

Kenapa disebut Lembang? Menurut ahli sejarah, Lembang adalah nama yang diambil dari kata "Ngalembang" yang berarti genangan air.

Baca Juga: Pemilu 2024 Sudah Dekat, Pj Bupati Majalengka Minta KPU Lakukan Mitigasi di TPS Zona Rawan Bencana

Memang, setiap hujan, desa ini selalui digenangi air terus menerus. Karena itulah, penduduk setempat, sepakat menamai desa ini dengan nama Lembang dari kata Ngalembang.

Banyak sejarah unik yang membuat Lembang menjadi salah satu tempat yang spesial di Bandung.

Seorang warga sedang menikmati keindahan alan dari Tebing Keraton diKampung Ciharegem Puncak, Desa Ciburial, Kabupaten Bandung. Tebing keraton merupakan salah satu kawasan yang berada diatas Sesar Lembang. Sumber Foto: Maiysaroh

Lalu apa hubungannya dengan Sesar Lembang Sesar Lembang diperkirakan terbentuk akibat perkembangan Kompleks Gunung Api Sunda-Burangrang di antara Padalarang dan Sumedang. Karena perkembangannya, muncul zona depresi d Lembang sebagai sesar turun.

Baca Juga: Ini 20 Alamat Kedai Pecel yang Terkenal di Kota Cirebon, Silakan Mampir ke Pecel Jeng Sri dan Pecel Merapi

Sementara itu, tubuh Gunung Sunda runtuh. Magma mengalami penurunan sehingga Sesar Lembang turun ke arah utara. Dalam perkembangannya, Sesar Lembang yang semula sesar turun menjadi sesar mendatar.

Sesar Lembang yang masih aktif diperkirakan menyebabkan gempa dengan magnitudo 6,5-7 dengan periode terulang sekitar 170-670 tahun.

Catatan PVMBG, Sesar Lembang sempat aktif pada 2010-2012. Pada 2011, terjadi gempa dengan magnitudo 3,3. Akibatnya, 383 rusak dan 9 di antaranya rusak parah.

Baca Juga: Ini Kata Pakar Transportasi ITB Soal Penyebab Kecelakaan Kereta Api di Bandung

Lalu, hingga 2021, tidak ditemukai catatan akan gempat akibat Sesar Lembang. Menurut BMKG Bandung, ada potensi pelepasan energi periodik Sesar Lembang per 500 tahun sekali.

Dari studi tentang kejadian gempat di masa lalu (paleoseismologi), Sesar Lembang terakhir melepaskan energi besar tahun 1600-an.

Ada sejumlah hipotesis tentang tebentuknya Sesar Lembang. Pertama, Sesar Lembang terbentuk akibat ekstruksi magma ke permukaan bumi yang mengisi suatu lembah. Dengan adanya gaya tektonik yang bersifat konvergen, tumbuhkan lempeng tersebut mengakibatkan terangkatnya sebagian lembah sehingga membentuk susunan tebing yang curam.

Baca Juga: Belum Terlambat, Buruan Daftar Jadi Pengawas TPS, Ini Syarat yang Harus Dipenuhi dan Besarnya Honor

Kedua, Sesar Lembang diduga terbentuk akibat adanya aliran magma akibat letusan Gunung Tangkubang Perahu yang mengisi lembah. Akibat adanya gaya teknonik, terjadi pengangkatan sebagian lembah tersebut membentuk susunan tebing yang menjulang dan memanjang. Ini dibuktikan dengan susunan batuan beku di lembah tersebut.

Ketiga, Sesar Lembang terjadi akibat letusan Gunung Sunda. Terbentuknya diperkirakan hampir bersamaan dengan terbentuknya Danau Bandung Purba sekitar 105.000 tahun lalu. Gunung Sunda saat itu diperkirakan memiliki tinggi sekitar 4.000 mdpl.

Karena letusannya yang sangat dahsyat, 2/3 bagian gunung runtuh dan ambruk di utara gunung, sehingga terbentuklah Patahan Lembang. Sedangkan selatan gunung membentuk cekungan Bandung dan kaldera yang sangat besar.***

Editor: Muhammad Alif Santosa

Sumber: berbagai sumber

Tags

Terkini

Terpopuler