Network
KESAMBI, (KC),-
Kegiatan belajar mengajar (KBM) di SMP Widya Utama berjalan normal seperti biasanya meski murid bisa dihitung dengan jari.
Pantauan KC, Selasa (28/1/2020), sekolah yang terletak di Jalan Kesambi Baru 1 nomor 55 B Kota Cirebon, berdiri pada tahun 1985. Jumlah murid belajar pada hari itu hanya dua orang, namun salah satu guru tetap bersemangat memberikan pengajaran terhadap murid tersebut.
Yanto, salah satu guru menyebutkan bahwa sekarang jalan di tempat saja, beberapa ruang kelas di kontrak pihak sekolah lain. Tetapi pihak SMP Widya Utama tetap mengadakan penerimaan peserta didik baru (PPDB).
"Perkembangan tiap tahun naik turun, gak jauh beda, masih di bawah 10 anak," ujarnya.
Dijelaskan, setelah adanya PPDB ada pengruhnya. Jika berjalan secara normal, tidak akan berpengaruh, namun PPDB tidak normal. Dalam arti, setelah PPDB selesai, masih ada jalur-jalur belakang masuk sekolah negeri yang seharusnya tidak dilakukan.
"Dengan banyaknya siswa, bantuan operasional sekolah (BOS) besar. Masalahnya di BOS, dulukan ada SPP, sekolah swasta yang menang, negeri yang kalah, jadi pengaruhnya sangat besar," katanya.
Namun ia berpesan, dari dalam terlebih dahulu yang harus bergerak. Dalam arti menyiapkan dulu guru-guru yang profesional dan menyiapkan armada untuk antar jemput siswa dan siswi. Pihak sekolah sudah berusaha dengan berbagai cara, serta sering menyantuni anak yatim piatu.
"Sekolah ini gratis, tapi masalahnya, untuk mengangkut muridnya yang belum ada. Jumlah murid sekarang dari kelas satu sampai tiga, kita tidak banyak, hanya 12 murid," katanya.
Menurutnya, jangan melihat itu swasta atau negeri, karena yang dibicarakan adalah anak bangsa, tidak ada perbedaan, tapi selama ini ada perbedaan.
"Negeri itu dianakemaskan, baik fasilitas sarana dan prasarananya, maupun yang lainnya, dibanding swasta. Tapi kalau yayasan yang banyak cabang, itu beda lagi," imbuhnya. (Jaka/KC)
