Inilah Isi Surat Terbuka Mahasiswa UGM Untuk Pratikno dan Ari Dwipayana, Kembalilah Pulang!

- 13 Februari 2024, 00:20 WIB
Ribuan mahasiswa Yogyakarta menggelar aksi unjuk rasa Gejayan Memanggil, Senin, 12 Februari 2024. Mereka juga mengirim surat dan mengeluarkan seruan yang ditujukan kepada Mensesneg Pratikno dan Staf Khusus Jokowi, Ari Dwipayana.
Ribuan mahasiswa Yogyakarta menggelar aksi unjuk rasa Gejayan Memanggil, Senin, 12 Februari 2024. Mereka juga mengirim surat dan mengeluarkan seruan yang ditujukan kepada Mensesneg Pratikno dan Staf Khusus Jokowi, Ari Dwipayana. /Kabar Cirebon/Media Sosial X/

Jika pada akhirnya demokrasi kita, demokrasi milik rakyat Indonesia ini, mati, maka sejarah akan mengingat siapa saja pembunuhnya.

Untuk itu, menjadi keharusan bagi seluruh pihak untuk menyadarkan kekuasaan atas perbuatannya.

Tolong bantu kami mengingat, bukankah peran yang Pak Tik dan Mas Ari ambil dalam pusaran kekuasaan adalah suatu bentuk upaya untuk menjawab tantangan tersebut?

Ijinkan kami kaitkan hal itu dengan pelajaran yang pernah kami dapat di DPP.

Antonio Gramsci, pemikir yang sangat sering dikutip oleh Mas Ari, membedakan kaum intelektual menjadi dua jenis: intelektual tradisional dan intelektual organik.

Baca Juga: Banjir Landa Kawasan Kertajati, Direktur BIJB: Penerbangan di Bandara Berjalan Normal

Intelektual tradisional adalah sekelompok intelektual yang membantu melegitimasi kekuasaan kelas penguasa.

Para intelektual tradisional ini menjadi alat para penguasa dalam mengokohkan konsolidasi mereka atas kekuasaan, dan dalam konteks saat ini, intelektual hanya menjadi instrumen penjustifikasi bagi penguasa dalam melegitimasi kebijakan yang cenderung mendorong kemunduran demokrasi.

Intelektual organik didefinisikan Gramsci sebagai intelektual yang kritis pada kekuasaan, berpikir bebas, dan berlandaskan nilai kemanusiaan.

Intelektual organik memang bisa menjadi ancaman utama terhadap ambisi-ambisi licik kelas penguasa. Mereka mampu menyadari segala niat busuk penguasa yang berlindung dibalik diksi “stabilitas”, yang sejatinya bermakna stabilitas bagi upaya konsolidasi kekuasaan yang semena-mena.

Halaman:

Editor: Muhammad Alif Santosa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x