Perbedaan Kalender Tahun Masehi dan Hijriah, Matahari dan Bulan Jadi Patokan, Begini Cara Menghitungnya

6 Januari 2023, 09:53 WIB
Ilustrasi Matahari dan Bulan jadi patokan perbedaan Kalender Masehi dan Hijriah.* /Kalase Kabar Cirebon/

KABARCIREBON - Tahun baru 2023 baru saja berlalu. Penanggalannya menggunakan kalender Masehi. Namun, tahukah Anda perbedaan kalender Masehi dan Hijriah?

Masehi adalah kalender tahunan yang menjadi rujukan manusia di dunia. Sedangkan Hijriah adalah kalender umat Islam.

Lantas apa bedanya? Masehi dikenal dengan sebutan Anno Domini (AD). Anno Domini adalah titik acuan sistem penanggalan yang dihitung dari kelahiran Yesus Kristus atau Nabi Isa Al-Masih bagi umat Islam.

Baca Juga: Jelang Laga Semi Final Piala AFF 2022-2023, Indonesia Kontra Vietnam, Ini Rekor Merah Putih Atas Golden Star

Dalam kalender Masehi, satu tahun itu terdiri dari 12 bulan atau 365 hari. Lalu, penambahan 1 hari di bulan Februari pada tahun kabisat yakni empat tahun sekali.

Tahun Masehi dihitung maju, sedangkan “Sebelum Masehi” (SM) atau “Before Christ” (BC) dihitung mundur.

Kalender ini dibuat berdasarkan acuan dari Kalender Julius yang mengacu pada rotasi bumi terhadap matahari.

Baca Juga: Jika Mempersulit Industri Akan Melestarikan Kemiskinan dan Pengangguran

Awalnya kalender ini digunakan oleh masyarakat Kristen di Eropa, tetapi lama-kelamaan diadopsi oleh hampir seluruh dunia.

Sejarah Kalender Hijriah

Lalu bagaimana dengan kalender Hijriah? Ini juga menarik dibahas. Karena sebelum Nabi Muhammad SAW wafat, kalender Hijriah belum ada.

Kalender Hijriah muncul saat Umar bin Khattab menjadi khalifah. Nama Hijriah diambil saat Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekkah ke Madinah.

Baca Juga: Sudah Empat Tahun Menjabat, Kinerja Sekda Kuningan Dievaluasi

Peristiwa hijrah Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah tidak terjadi di bulan Muharram tapi Rabbiul Awal atau September 622 M.

Peristiwa hijrahnya Nabi itu ditetapkan sebagai tahun kesatu kalender Hijriah. Sedangkan untuk awal tahun bulan Hijriah diambil bulan Muharram.

Karena, Bulan Muharram bagi Bangsa Arab adalah bulan pertama. Dulu, Bangsa Arab tidak memiliki kalender tahunan.

Baca Juga: Dampak Ekonomi Global, Berefek pada Industri Otomotif Tentukan Target Pertumbuhan Pasar Lebih Tinggi

Mereka hanya berpegangan pada bulan-bulan yang selama ini menjadi panduan dalam beraktivitas.

Karenanya, Bangsa Arab terdahulu menjadikan nama tahun dengan peristiwa besar.

Misal, jika dalam tahun ini terdapat banjir besar maka tahun itu disebut tahun banjir.

Baca Juga: Warga Keluhkan, Kamis Malam dan Sore Empat Jam Bunderan Kedawung Cirebon Macet Parah

Lalu, ketika ada peristiwa pasukan gajah di bawah pimpinan Abrahah hendak menghancurkan kabah, maka pada tahun itu disebut tahun gajah.

Keputusan Umar bin Khattab

Nah, penetapkan kalender Islam dengan menggunakan nama Hijriah dilakukan oleh Kholifah Umar bin Khattab saat menjabat Amiril Mukminin. Atau 17 tahun setelah Nabi Hijrah dari Mekkah ke Madinah.

Penetapan kalender Islam ini bermula ketika Kholifah Umar sering menerima surat dari Kerajaan Romawi, Persia, dan Mesir. Dalam surat itu tertera tanggal, bulan dan tahun.

Baca Juga: Aset Pemkab Cirebon Banyak Tak Bersertifikat, Ini Kata BPN

Sedangkan bangsa Arab mengetahui bulan tapi tidak tahu tanggal dan tahun. Karena, memang peradaban Arab sebelum Islam hadir, jauh tertinggal.

Setelah bermusyawarah dengan para sahabat, Kholifah Umar menyatakan perlu adanya kalender Islam.

Semua sahabat pun berpendapat. Ada yang berpendapat penamaan tahun Islam dimulai dari turunnya wahyu.

Baca Juga: Dikecam, Aksi Bentangkan Bendera Partai Umat di Masjid At Taqwa, Ini Reaksi Bawaslu Cirebon

Namun sahabat yang lain tidak setuju. Karena saat itu belum terjadi perubahan yang signifikan. Kemaksiatan masih banyak terjadi.

Lalu ada pendapat lagi dari sahabat, bagaimana kalau tahun satu Islam ditetapkan sejak lahirnya Nabi Muhammad SAW yakni 12 Rabiul Awal tahun gajah.

Pendapat itu pun ditolak karena belum ada perubahan, masih banyak orang yang minum khamar, berjudi, nyembah berhala dan kemaksiatan lainnya.

Baca Juga: Dianggap Tidak Mungkin, Kini Warga Kabupaten Cirebon Bisa Bikin SIM Bayar Pakai Sampah

Pendapat ketiga, bagaimana tahun satu Islam ditetapkan ketika Nabi Muhammad SAW meninggal dunia yakni pada Hari Senin, 8 Juni 632 Masehi.

Pada hari itu dijadikan tahun satu Islam. Namun pendapat itu tidak disetujui sahabat.

Lalu datang Sayyidina Ali RA. Ia berpendapat bahwa yang memisahkan antara hak dan batil adalah hijrah. Maka disetujui pendapat tersebut berdasarkan ijma atau musyawarah para sahabat nabi.

Baca Juga: Catur Dharma yang Memberikan Manfaat Bagi Bangsa dan Negara

Maka, melalui musyarawah itu, Khalifah Umar bin Khattab memutuskan kalender Islam dimulai dari tahun hijrahnya Rasulullah dari Mekkah ke Madinah yakni pada bulan Rabbiul Awal atau September 622 M

Karenanya, kalender Islam dikenal dengan nama kalender Hijriah. Selanjutnya, Muharram menjadi bulan pertama dalam tahun Hijriah berkat usulan dari sahabat Utsman bin Affan.

Sebab, sejak dulu, orang Arab menganggap Muharrram adalah bulan pertama.

Perhitungan waktu Hijiriah dan Masehi

Lantas bagaimana perhitungan kalender hijriah? Kalender hijriah berpatokan pada revolusi bulan atau peredaran bulan mengelilingi bumi.

Baca Juga: Himmaka Cirebon Beberkan Jurus Hadapi Ancaman Resesi di Tahun 2023

Karenanya, kalender hijriah dikenal dengan sebutan tahun komariah (bulan).

Adapun periode penghitungannya dari bulan sabit hingga kembali ke bulan sabit disebut satu bulan. Sehingga, dalam kalender Hijriah terdiri dari 354 hari.

Dalam penghitugannya, dilakukan pembulatan sehingga kalender hijriah juga punya tahun kabisat yang terdiri dari 355 hari.

Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, Banyak Buzzer Disponsori Para Penguasa

Hal ini menunjukkan bahwa kalender hijriah lebih pendek 10-11 hari dari pada kalender masehi.

Dalam setahun, kalender hijriah dibagi menjadi 12 bulan yakni Muharram 29 hari, Safar 30 hari, Rabiul Awal 29 hari, Rabiul Akhir 30 hari.

Lalu Jumadi akhir 30 hari, Rajab 29 hari, Syaban 30 hari, Ramadan 30 hari, Syawal 30 hari, Zulkaidah 29 hari dan Zulhijah 29/30 hari.

Baca Juga: Dua Hari Tak Ada di Kota Cirebon, Wali Kota Nashrudin Azis Dirawat di RSPAD

Pada kalender Masehi, tahun pertama didasarkan pada kelahiran Nabi Isa AS. Sedangkan untuk kalender Hijriah, tahun pertama didasarkan hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah.

Kalender Masehi dimulai dari pukul 00.00 WIB dini hari waktu setempat. Sedangkan kalender Hijriah didasarkan pada terbenamnya matahari sampai terbenam lagi di keesokan hari.

Berikut jumlah hari dalam tahun Masehi: Januari 31 tahun, Februari 28/29 hari, Maret 31 hari, April 30 hari, Mei 31 hari, Juni 30 hari, Juli 31 hari, Agustus 31 hari, September 30 hari, Oktober 31 hari, November 30 hari dan Desember 31 hari.

Disarikan dari berbagai sumber dan Penjelasan Ustad Abdul somad***

Editor: Muhammad Alif Santosa

Tags

Terkini

Terpopuler