KABARCIREBON - Kentongan identik dengan ronda malam. Kini, penggunaan kentongan kembali trend mewarnai pesta demokrasi Indonesia jelang Pemilu 2024. Suara kentongan bersahutan ditabuh secara serentak oleh mahasiswa Yogyakarta saat melakukan aksi unjuk rasa Gejayan Memanggil pada Senin, 12 Februari 2024.
Kentongan adalah sarana tradisional jaman dulu yang terbuat dari bambu yang dilubangi di tengah ruas bambu. Kentongan digunakan untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Biasanya kentongan menjadi alat yang selalu dibawa saat ronda malam, dan dipasang di pos ronda.
Fungsi kentongan adalah sebagai alarm tradisional yang ditabuh untuk memberikan peringatan kepada masyarakat. Karena, bunyinya cukup nyaring sehingga bisa menjangkau jarak yang jauh. Namun, tahukah anda makna dari setiap bunyi pada kentongan?
Makna Bunyi Kentongan Tiap Pukulan
1. Kentongan dipukul 1-1-1 (titir) = adanya lelayu
2. Kentongan dipukul 2-2-2 (dua kali berulang-ulang) ada pencuri atau menangkap pencuri.
3. Kentongan dipukul 3-3-3 (tiga kali berulang) ada kebakarang atau bencana alam.
4. Kentongan dipukul 4-4-4 (empat kali berulang) tanda adanya banjir.
5. Kentongan dipukul 5-5-5 (lima kali berulang) adanya maling barang atau maling ternak
6. Kentongan dipukul 6-6-6 (enam kali berulang) situasi aman terkendali.
Bukan hanya mahasiswa Yogyakarta, aksi menabuh kentongan juga dilakukan kader PDI Perjuangan saat kampanye akbar capres cawapres Pemilu 2024, Ganjar Mahfud di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
Baca Juga: Mahasiswa Raih Penghargaan Super Growing UMKM di Shopee Super Awards 2023 Berkat Racik Parfum Heura
Pemukulan 10.000 kentongan secara berulang diawali Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri yang kemudian diikuti massa pendukung Ganjar Mahfud. Termasuk, di sana ada Ahok yang ikut memukul kentongan dengan sangat keras.
Lalu, apa maksud dari kentongan yang dibawa para mahasiswa Yogyakarta? Kemudian, apa juga maksud dari kentongan yang dibawa massa pendukung Ganjar Mahfud saat kampanye akbar di GBK, Senayan, Jakarta.
Nugroho Prasetyo Aditama, salah satu mahasiswa yang turut dalam aksi unjuk rasa tersebut mengungkapkan kentongan ditabuh sebagai tanda alarm demokrasi.
Baca Juga: Inilah Isi Surat Terbuka Mahasiswa UGM Untuk Pratikno dan Ari Dwipayana, Kembalilah Pulang!
"Bunyi-bunyian ini sebagai lambang bunyi alarm demokrasi. Jadi, kita bukan hanya mahasiswa yang bergerak, tapi juga dari berbagai elemen multi elemen yang mengingatkan bangsa dan negara," ucap
Ia mengungkapkan, aksinya bersama teman-teman mahasiswa sebagai bentuk kekecewaan, dan kekesalan terhadap kondisi demokrasi saat ini. Mereka mengkritik dan mengecam Presiden Joko Widodo yang telah merusak nilai-nilai etika.
"Kami melihat bahwa negara sedang tidak baik-baik saja. Seorang penguasa menggunakan berbagai cara untuk mempertahankan kekuasannya. Ini yang kemudian perlu kita ingatkan," ujarnya.***