Menariknya, sifat-sifat ini tampaknya mencerminkan sifat alami anabul itu sendiri. Kucing dikenal karena daya tariknya yang penuh teka-teki, otonomi, dan fleksibilitas dalam menavigasi dunia di sekitar mereka.
Oleh karena itu jelas bahwa anabul tidak sempurna, namun psikolog menyatakan bahwa tidak ada yang bisa menyangkal betapa kompatibelnya mereka dengan manusia.
Bahkan suara dengkuran kucing saja sudah cukup untuk menurunkan detak jantung kita sekaligus meningkatkan produksi oksitosin. Ini umumnya dikenal sebagai hormon cinta, terkait dengan kebahagiaan dan kepercayaan.
“Kucing dapat memberikan kenyamanan dan dukungan emosional tanpa memerlukan interaksi terus-menerus, hal ini menarik bagi orang-orang yang menghargai kehadiran yang lebih pendiam dan tenang dalam hidup mereka,” ungkap Dr Louise.
Sifat itu memungkinkan pemilik anabul mendapatkan manfaat emosional dari kepemilikan hewan peliharaan tanpa merasa terbebani atau terkuras oleh tuntutan sosial yang terus-menerus.
Selain itu, suara dengkuran kucing yang berirama dapat memberikan efek menenangkan pada manusia. Suara kucing, seperti mendengkur dan mengeong, bertindak sebagai bentuk ASMR (Autonomous Sensory Meridian Response) adalah hal yang menarik.
ASMR adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sensasi merinding menyenangkan yang mungkin timbul saat mendengarkan audio yang menenangkan. Dengkuran kucing khususnya dikeluarkan pada frekuensi rendah 20 hingga 140Hz, yang berfungsi sebagai pereda stres.***