Kasus DBD di Indramayu Meningkat, Warga Diimbau Waspada

2 Agustus 2022, 20:41 WIB
Pexels/PRMN/KC ILUSTRASI nyamuk DBD.*

KABARCIREBON- Sumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Indramayu alami peningkatan. Kareba peningkatan ini, warga diimbau untuk waspada dengan menggiatkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Wawan Ridwan, mengatakan, peningkatan itu sejak awal Januari sampai pekan ketiga di bulan Juli 2022 ada 190 kasus. Dari ratusan kasus ini mengakibatkan tiga orang meninggal dunia.

Jumlah kasus maupun kematian akibat DBD pada tahun ini hampir menyamai tahun kemarin. Sepanjang 2021, tercatat ada 210 kasus DBD, dengan empat orang yang meninggal dunia. " Saat ini kasus DBD meningkat, " ujar Wawan, Senin (1/8/2020).

Dia menerangkan, dengan jumlah kasus pada Juli 2022, maka sirinya memprediksikan hingga akhir tahun ini jumlah kasusnya akan melebihi tahun kemarin. Meski demikian, dia berharap agar angka kematian akibat DBD tidak bertambah lagi.

" Harapan kami tidak ada lagi kematian akibat DBD meskipun tren kasusnya meningkat, " harapnya.

Wawan juga menjelaskan, peningkatan kasus DBD pada tahun ini dipengaruhi oleh musim kemarau basah. Hujan yang kerap turun di tengah musim kemarau akan menimbulkan banyak genangan terutama pada tempat penampungan air yang dibiarkan terbuka.

Tempat ini, katanya, akan menjadi tempat favorit nyamuk Aedes aegypti untuk bertelur. Aedes aegypti merupakan nyamuk penyebar virus Dengue yang menyebabkan terjadinya penyakit DBD. " Sekiranya kita harus waspada akan berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegypti, " cetus dia.

Dikatakannya, kasus DBD hampir merata di semua kecamatan yang tersebar di Kabupaten Indramayu. Namun, ada beberapa kecamatan yang tingkat prevalensinya lebih tinggi dibandingkan kecamatan lainnya, yakni, di kecamatan-kecamatan yang padat penduduk.

Seperti Kecamatan Indramayu, Jatibarang, Balongan, Haurgeulis dan Patrol. Untuk itu, pihaknya menghimbau agar masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan gerakan 3M Plus yaitu Menguras tempat penampungan air, seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air lainnya, Menutup rapat tempat-tempat penampungan air, serta Mendaur ulang limbah barang bekas yang bernilai ekonomis yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah, " pintanya.

Sedangkan Plus-nya, merupakan upaya pencegahan tambahan, diantaranya dengan cara memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup serta memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras.

Wawan menambahkan, untuk fogging atau pengasapan harus didahului dengan penyelidikan epidemiologi oleh puskesmas setempat. Adapun indikator penyelidikannya diantaranya, adanya pasien terkonfirmasi positif DBD di suatu RT, kecepatan penularannya serta kondisi lingkungannya. " Jadi fogging bukan semata-mata karena permintaan, tapi didasarkan pada indikator penyelidikan epidemiologi oleh petugas puskesmas, " terangnya.

umlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Indramayu alami peningkatan. Kareba peningkatan ini, warga diimbau untuk waspada dengan menggiatkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Wawan Ridwan, mengatakan, peningkatan itu sejak awal Januari sampai pekan ketiga di bulan Juli 2022 ada 190 kasus. Dari ratusan kasus ini mengakibatkan tiga orang meninggal dunia. Jumlah kasus maupun kematian akibat DBD pada tahun ini hampir menyamai tahun kemarin. Sepanjang 2021, tercatat ada 210 kasus DBD, dengan empat orang yang meninggal dunia. " Saat ini kasus DBD meningkat, " ujar Wawan, Senin (1/8/2020).

Dia menerangkan, dengan jumlah kasus pada Juli 2022, maka sirinya memprediksikan hingga akhir tahun ini jumlah kasusnya akan melebihi tahun kemarin. Meski demikian, dia berharap agar angka kematian akibat DBD tidak bertambah lagi. " Harapan kami tidak ada lagi kematian akibat DBD meskipun tren kasusnya meningkat, " harapnya.

Wawan juga menjelaskan, peningkatan kasus DBD pada tahun ini dipengaruhi oleh musim kemarau basah. Hujan yang kerap turun di tengah musim kemarau akan menimbulkan banyak genangan terutama pada tempat penampungan air yang dibiarkan terbuka. Tempat ini, katanya, akan menjadi tempat favorit nyamuk Aedes aegypti untuk bertelur. Aedes aegypti merupakan nyamuk penyebar virus Dengue yang menyebabkan terjadinya penyakit DBD. " Sekiranya kita harus waspada akan berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegypti, " cetus dia.

Dikatakannya, kasus DBD hampir merata di semua kecamatan yang tersebar di Kabupaten Indramayu. Namun, ada beberapa kecamatan yang tingkat prevalensinya lebih tinggi dibandingkan kecamatan lainnya, yakni, di kecamatan-kecamatan yang padat penduduk. Seperti Kecamatan Indramayu, Jatibarang, Balongan, Haurgeulis dan Patrol. Untuk itu, pihaknya menghimbau agar masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan gerakan 3M Plus yaitu Menguras tempat penampungan air, seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air lainnya, Menutup rapat tempat-tempat penampungan air, serta Mendaur ulang limbah barang bekas yang bernilai ekonomis yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah, " pintanya.

Sedangkan Plus-nya, merupakan upaya pencegahan tambahan, diantaranya dengan cara memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup serta memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras.
Wawan menambahkan, untuk fogging atau pengasapan harus didahului dengan penyelidikan epidemiologi oleh puskesmas setempat. Adapun indikator penyelidikannya diantaranya, adanya pasien terkonfirmasi positif DBD di suatu RT, kecepatan penularannya serta kondisi lingkungannya. " Jadi fogging bukan semata-mata karena permintaan, tapi didasarkan pada indikator penyelidikan epidemiologi oleh petugas puskesmas, " terangnya.(Udi/KC)

Editor: Alif Kabar Cirebon

Tags

Terkini

Terpopuler