Bikin Merinding, Bukan Berebut Bansos tapi Warga Gewok Kuningan Berebut Bayar PBB dari Celengan

29 Januari 2024, 16:36 WIB
Warga Desa Gewok Kecamatan Garawangi Kuningan bukan berebut bansos tetapi mereka berebut membayar PBB di kantor desa setempat. /Iyan Irwandi/KC/

KABARCIREBON - Pemandangan yang bikin merinding sekaligus mengharukan terlihat di Balai Desa Gewok Kecamatan Garawangi Kabupaten Kuningan, Senin 29 Januari 2024. Karena kantor desa setempat dikerebuti oleh ratusan warga tetapi bukan untuk melakukan tindakan anarkis, penyampaian aspirasi, demo atau hal lainnya.

Namun sebaliknya, secara bondong-bondong bukan berebut bantuan sosial (Bansos) namun warga berebut membayar pajak bumi dan bangunan (PBB) dari uang yang disisihkan setiap harinya melalui celengan. Banyak di antara mereka yang mendatangani kantor desa dengan mengenakan daster dan kerudung apa adanya, kaos, koko, batik dan pakaian-pakaian biasa lainnya.

Pembayaran PBB tepat waktu tersebut sudah ditanamkan para kepala desa sebelumnya sejak 19 tahun lalu. Dan sampai saat ini menjadi budaya positif yang dapat dijadikan contoh bagi seluruh desa dan kelurahan lain karena selama ini yang sudah bagus baru Desa Pasir Agung Kecamatan Hantara, Desa Cimulya Kecamatan Cimahi, Desa Sindangjawa Kecamatan Kadugede saja.

Baca Juga: Masuk Daerah Blank Spot, Panwaslu Kalimanggis Kuningan Sikapi Desa Kertawana dan Wanasaraya

"Luar biasa sekali. Datang, ngantri dan bayar. Merinding melihatnya karena sampai segitunya antusias warga Desa Gewok dalam membayar PBB," ujar Kepala Badan Pengelolaan dan Pendapatan Daerah (Bappenda) Kabupaten Kuningan, Guruh Irawan Zulkarnaen didampingi Kepala Bidang Pendapatan II, Toto Tony Purnawanto Mulyadi.

Di hari pertama, pembayaran wajib pajak dari warga mencapai 80 persen atau sekitar Rp85.000.000 dari target Rp107.000.000 sehingga merupakan pencapaian luar biasa karena pembayarannya dilakukan di awal tahun 2024. Sisanya, tunggakan warga yang merantau akan dibayar saudaranya.

"Kalau saja ada 50 desa seperti Desa Gewok yang patuh dalam pembayaran PBB, sangatlah luar biasa padahal sebagian besar mereka adalah petani. Kesadaran dan kepatuhan mereka, melebihi 11 ribu aparatur sipil negara (ASN) Kuningan," ucapnya.

Baca Juga: Sebanyak 230 Pesilat Pelajar PBSS Kuningan Diuji Kemampuan Beladirinya serta Harus Hapal Doa-Doa Pendek

Kepala Desa Gewok, Iis Agustiani didampingi Sekretaris Desa, Sarnadi mengaku bahwa dirinya baru 4 bulan memimpin desa setempat tetapi budaya kesadaran pembayaran PBB sudah berlangsung dari dahulu. Paling lama dari target 100 persen PBB dapat dituntaskan maksimal seminggu karena yang nunggak akan dibayar oleh saudaranya secara cas.

Camat Garawangi, Raden Imam Reapdiantoro mengemukakan bahwa untuk tingkat kecamatannya, Desa Gewok menjadi vionir karena selalu menempati peringkat pertama dalam pelunasan PBB. Dan uang yang dibayarkan murni dari masyarakat setempat sesuai bidang tanah yang dimiliki sehingga tidak ada istilah ditombokin (dibayarin) terlebih dahulu.

"Untuk semua desa, saya targetkan sampai Bulan Juni 2024 sudah lunas sepertihalnya tahun sebelumnya karena tahun 2023 saja, Kecamatan Garawangi menjadi juara pertama tingkat kabupaten," tuturnya.

Baca Juga: Pantau Kampanye di Medsos, Ketua Panwaslu Kecamatan Cidahu Kuningan: ASN Jangan Ikutan Kampanye

Warga Desa Gewok, Caswadi (60 tahun) mengaku memiliki 4 bidang tanah tetapi dalam pembayaran PBB-nya selalu tepat waktu sebesar Rp300.000. Begitu pula dikatakan warga lainnya, Mioh (75 tahun) yang memiliki 2 bidang tanah karena meski sudah tidak bersuami tetapi bayar PBB sebesar Rp150.000. (Iyan Irwandi/KC) ***

Dapatkan informasi terbaru dan terpopuler dari Kabar Cirebon di Google News 

Editor: Iyan Irwandi

Tags

Terkini

Terpopuler