Sehingga ia merasa, bisa menjadi wakil bupati yang durhaka. Maka, pilihan terbaik bagi Lucky Hakim adalah mundur dari jabatan wakil bupati Indramayu.
"Bayangkan, untuk uang makan dan minum seorang wakil bupati itu lebih dari Rp 100 juta per bulan di luar gaji, dan tunjuangan lainnya. Itu baru anggaran makan minum saja. Padahal wakil bupati itu sudah dapat tunjangan, gaji, tunjangan kendaraan, listrik gratis, dan hampir semua hidupnya dibiayai negara,".
"Take home pay saja, itu lebih dari Rp 200 juta per bulan. Yang bayar siapa, ya masyarakat yang tangannya kasar. Yang hidupnya di bawah garis kemiskinan. Dikasih fasilitas rumah dinas, AC banyak, gratis, mobil mewah harga Rp 700 juta, dapat tiga mobil,".
Baca Juga: Libur Lebaran, Kunjungan Wisata Jalur Cirebon - Kuningan, Seperti Ini Kondisinya
"Lalu jika tidak tercapai tujuan yang dijanjikan, saya orang yang sangat durhaka kalau tidak mundur," katanya.
Curhat ke Gubernur Tidak Punya Ajudan
Kemudian, Lucky Hakim juga mencurahkan isi hatinya (curhat) ke Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melalui akun Instagramnya soal pengunduran diri dari jabatan wakil bupati Indramayu.
Dalam curhatan tersebut, Lucky Hakim mengungkapkan unek-uneknya selama menjabat wakil bupati Indramayu. Yakni tidak punya ajudan dan tidak mendapat pengawalan dan penjagaan dari Satpol PP saat berada di rumah dinas.