Mereka diam saja berdiri di balik teralis besi pembatas tribun suporter dengan lapangan. Namun diamnya para pedagang kaki lima (PKL) ini ternyata lantaran tak ingin gaduh lantas menggangu jalannya Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih.
Sungguh wujud jiwa nasionalisme dan cinta tanah air terlihat jelas kala para Paskibraka mengibarkan Bendera Merah Putih, pedagang kaki lima turut berdiri sigap dan memberi hormat.
Usai Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih, beberapa di antaranya berhasil diwawancarai. “Alhamdulillah, bubur ayam sudah laris manis habis. Jadi, saya sih bisa bebas tanpa rasa khawatir lagi meninggalkan gerobak,” ungkap Didi.
Baca Juga: Ternyata Defisit Pemkab Kuningan Rp270 Miliaran Bukan Rp259 M; Tak Berhubungan dengan Gagal Bayar
Beda ungkapan dikatakan Gunadi, pria kelahiran Solo, Jawa Tengah yang berjualan mie ayam baso di pujasera Stadion Mashud Wisnusaputra Kuningan, menuturkan, dirinya baru saja membuka lapak dagangan, tak seperti pedagang bubur ayam yang sudah siap sejak waktu matahari terbit.
“Kalau bubur ayam kan banyak orang cari untuk sarapan. Sedangkan mie ayam biasanya pelanggan datang menjelang siang sampai sore hari. Jarang-jarang ada orang sarapan makan mie ayam atau bakso,” ujarnya.
Baca Juga: Sekretaris DPC PDIP Kuningan Nuzul Rachdy Terangkan Filosofi Baju Hitam Putih Ganjar Pranowo
“Alhamdulillah, saya juga kemarin dagangan laris, ludes beberapa jam saja, waktu ada Upacara Hari Pramuka di Pandapa Paramartha,” imbuh Gunadi sang pedagang mie ayam baso asal Solo.