KABARCIREBON - Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat (Jabar), janji manis calon pemimpin dihukumi haram jika tanpa keseriusan atau tekad kuat di hatinya untuk merealisasikan.
Hal itu berdasarkan hasil Bahtsul Masail Kubro (BMK) LBM PWNU Jabar, yang digelar di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Kautsar Cilimus, Kabupaten Kuningan, Kamis 19 Oktober 2023.
Menurut Dewan Pakar LBM PWNU Jabar, KH. Ahmad Yazid Fatah dalam menyampaikan hasil BMK tersebut, tema yang dibahas soal "Janji Manis Calon Pemimpin" menghasilkan beberapa poin setelah melalui kajian berdasarkan pandangan fikih.
Baca Juga: Kenapa Sih Pelajar SD Blok Koncong Ini Curhat ke Polisi? Simak Ceritanya di Sini
Dalam tema tersebut dibahas apakah janji-janji manis yang dilontarkan para calon pemilu menjadi nazar? Jawabannya, lanjut dia, bukan termasuk nazar, namun disebut wa’dun atau janji. Karena, kata dia, disampaikan dengan kalimat “janji”, bukan dengan shighat nazar.
Kemudian, janji tersebut disampaikan dengan tujuan menarik simpati dan dukungan rakyat, bukan kesanggupan melakukan ibadah atau iltizamul qurbah.
"Namun demikian, hukum menyelisihi atau mengingkari 'janji-janji manis' oleh para calon pemimpin adalah haram bila saat menyampaikan janji- janji tersebut tidak didasari tekad yang serius atau kuat (‘azm) untuk memenuhinya, bukan sebatas janji pemanis untuk meraup dukungan dan suara rakyat," kata Kiai Yazid.
Baca Juga: Suami-Istri Berebut Jabatan Eselon II, 6 Pejabat Telah Melakukan Tes Anti Narkoba di BNN Kuningan
Yang dimaksud calon pemimpin atau politisi calon pemilu di sini yakni, para politisi baik yang maju menjadi calon presiden (Capres) dan wakil presiden (Cawapres), maupun para politisi yang menjadi calon legislatif (Caleg), serta lainnya.