Gus Shobah: Cinta Negara Bagian dari Syariat Islam

- 26 Oktober 2023, 12:52 WIB
PAC GP Ansor Panguragan  memperingati HSN 2023  dengan menggelar dialog kebangsaan yang diisi oleh Muhammad Shobah Musthofa Aqiel (Gus Shobah) sebagai pembicarannya.
PAC GP Ansor Panguragan memperingati HSN 2023 dengan menggelar dialog kebangsaan yang diisi oleh Muhammad Shobah Musthofa Aqiel (Gus Shobah) sebagai pembicarannya. /IST /

KABARCIREBON - Pengakuan pemerintah terhadap dunia pesantren dan santri di antaranya telah dibuktikan dengan ditetapkannya Hari Santri Nasional (HSN) serta Undang-Undang Pesantren. Kalangan santri pun setiap tahunnya memperingati HSN sebagai hari bersejarah dalam mempertahankan kemerdekaan RI.

Seperti yang dilakukan PAC GP Ansor Panguragan belum lama ini saat memperingati HSN 2023  dengan menggelar dialog kebangsaan yang diisi oleh Muhammad Shobah Musthofa Aqiel (Gus Shobah) sebagai pembicarannya.
 
Menurut Gus Shobah, mencintai negara merupakan bagian dari syariat Islam. Contohnya, ketika Nabi Muhammad hendak hijrah ke Madinah, ia berdoa agar diberi rasa kecintaan yang sama sebagaimana cintanya ke Kota Makkah.
 
 
Sikap nabi demikian menunjukkan kalau sudah ada rasa senang terhadap sesuatu, pastinya ada rasa untuk menjaganya. Hal itu terbukti setelah Nabi Muhammad tiba di Madinah, beliau berhasil membangun kedaulatannya sendiri.
 
Bukan hanya dengan orang Islam, Nabi Muhammad membangun relasi dengan non-muslim juga. Perilaku seperti itu bermula dari rasa senang dan cinta Nabi kepada Madinah. 
 
"Mencintai negara, mencintai tanah air adalah menjadi syarat utama untuk bisa menjaga agama," katanya.
 
 
Ia juga menjelaskan, peringatan HSN mempunyai arti sejarah yang mendalam bagi kalangan santri. Pasalnya pada hari itu, KH. Hasyim Asy'ari mengeluarkan fatwa resolusi jihad untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
 
"Fatwa resolusi jihad berawal dari hasil istinbat para ulama dalam memahami esensi ajaran Islam," ujarnya.
 
Ia melanjutkan, Islam memiliki dua aspek. Aspek pertama bersifat statis atau tidak dapat diubah. Hal itu seperti ushulul aqidah (prinsip-prinsip berkeyakinan), ushuulul ibadah (prinsip-prinsip ritual beribadah) dan ushulul akhlak (prinsip-prinsip bermoral).
 
 
Aspek yang lainnya itu bersifat al mutaghoyyirat (dinamis). Aspek ini berkaitan dengan realita. 
 
"Seringnya aspek dinamis domainnya para ulama fikih. Masuknya terhadap pembahasan fikih," ungkapnya.
 
Acara yang digelar di halaman Masjid Nurul Mubin Desa Kroya Kecamatan Panguragan dihadiri oleh Gus Muhammad Idrus selaku Ketua Bidang Organisasi PC GP Ansor Kabupaten Cirebon, Pemdes Kroya, MWC NU Kecamatan Panguragan, dan perwakilan PAC GP Ansor Gegesik dan Klangenan.
 
 
Di tempat yang sama, Gus Idrus pun mengatakan bahwa cinta tanah air hukumnya wajib. Cinta tanah air itu sikap yang mendorong kita mempertahankan kedamaian negeri ini.
 
Ia menggambarkan bagaimana semisal Indonesia terjadi peperangan seperti Palestina? Mau muludan, tiba-tiba ada bom. Kondisi ini tentunya membuat kita dalam kondisi yang tidak nyaman. 
 
Oleh karena itu, sebagai pemuda ansor, salah satu wujud atau bentuk hubbul wathon adalah menjaga budaya dan tradisi. Selama budaya dan tradisi itu tidak melanggar syari'at, tidak jadi persoalan.
 
 
"Pemuda Ansor ini harus bisa lebih bijak dalam bertindak," pungkas Idrus.(Ismail)

Editor: Fanny Crisna Matahari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah