Sebut Warga Pinggiran Termarjinalkan, Yosa Octora Santono Siap Jadi Calon Bupati Kuningan

- 4 Februari 2024, 11:56 WIB
Anggota DPRD Jabar, Yosa Octora Santono (memegang mic) tengah berbicara di depan Ketua Umum Partai Demokrat, AHY beserta jajaran pengurus lainnya di sebuah hotel, belum lama ini. Untuk Pilkada Kuningan, ia siap dicalonkan menjadi bupati atau wakil bupati.
Anggota DPRD Jabar, Yosa Octora Santono (memegang mic) tengah berbicara di depan Ketua Umum Partai Demokrat, AHY beserta jajaran pengurus lainnya di sebuah hotel, belum lama ini. Untuk Pilkada Kuningan, ia siap dicalonkan menjadi bupati atau wakil bupati. /Iyan Irwandi/KC/

KABARCIREBON - Pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) sudah semakin panas karena semua partai politik (Parpol) dan calon legislatif (Caleg) baik tingkat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kuningan, DPRD Provinsi Jawa Barat maupun Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI tengah memanaskan mesin partainya.

Meski belum diketahui siapa yang bakal menjadi pemenang pada pesta demokrasi untuk memilih presiden dan wakil presiden serta wakil rakyat tersebut tetapi persiapan pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kuningan tanggal 27 November 2024, sudah mulai menampakan keberanian di permukaan.

Salah satunya adalah kader Partai Demokrat yang kini berstatus sebagai anggota Komisi I DPRD Provinsi Jawa Barat, Yosa Octora Santono. Ia berasal dari Desa Haurkuning Kecamatan Nusaherang dan merupakan putra politisi senior partai berlambang merci, Amin Santono.

Baca Juga: Ada Pasangan Sesama Jenis di Kuningan, Salah Satu Gay Diduga Dibunuh Akibat Cemburu

"Saya memang masih punya mimpi untuk mencalonkan sebagai calon bupati atau wakil bupati tetapi saya taat fasun partai dan setia pada Partai Demokrat," ujar Yosa Octora Santono yang juga Caleg DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat X yang meliputi Kabupaten Kuningan, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Pangandaran dan Kota Banjar, Minggu 4 Februari 2024.

Sedangkan yang melatarbelakangi cita-cita mulia tersebut karena dirinya prihatin dengan kondisi kota kuda yang kini dikenal sebagai daerah termiskin bahkan miskin ekstrim padahal kalau dilihat ke tiap desa, banyak bangunan masjid yang bagus dan rumah-rumah yang megah.

Khusus rumah-rumah yang berdiri kokoh dengan desain bangunan yang beranekaragam banyak yang kosong karena para pemiliknya merantau ke kota-kota besar untuk mencari nafkah baik wilayah DKI Jakarta, Bandung, Yogyakarta maupun daerah lainnya.

Baca Juga: Kinerja 76 Notaris Kuningan Diawasi Anak Mantan Ketua Dewan Pendidikan sebagai Ketua MPD

Tercatat 30 persen warga adalah perantau sehingga wajar jika Kabupaten Kuningan disebut sebagai Kabupaten Perantau karena uang yang bergulir ketika mereka pulang kampung terutama menjelang lebaran Idul Fitri melebihi anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

Halaman:

Editor: Iyan Irwandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x