Pimda Nyawah Go To Tokyo, Guru Honorer SMPN 1 Kuningan Beberkan pada Pertemuan Dunia di Jepang

- 18 April 2024, 18:02 WIB
Kepala SMPN 1 Kuningan, H. Adang Kusdiana menyerahkan dokumen sebelum keberangkatan Aulia Fauziah ke Jepang di masjid kampus setempat.
Kepala SMPN 1 Kuningan, H. Adang Kusdiana menyerahkan dokumen sebelum keberangkatan Aulia Fauziah ke Jepang di masjid kampus setempat. /Iyan Irwandi/KC/

Tugas yang diemban para generasi muda adalah mencegah dampak buruk tanpa menunda perkembangan zaman. Youth Innovation Summit 2024 merupakan program pendidikan yang dikombinasikan dengan program paparan di Tokyo Jepang. Program ini mendorong penduduk Asia dengan kepemimpinan, pendidikan, pemahaman budaya baru, berinovasi dan meningkatkan kesadaran melalui keterampilan pembicara yang berpengalaman.

Maka dari itu, sebelum makalah tentang kebijakan Pimda Nyawah Go To Tokyo Jepang, guru honorer SMPN 1 Kuningan mengkonsultasikannya terlebih dahulu dengan Kepala Disdikbud Kuningan, Uu Kusmana selaku yang menciptakan inovasinya. Dan ternyata langsung direspon positif.

Aulia Fauziah berangkat ke kegiatan Konferensi Inovasi Muda Internasional Jepang 2024 tersebut dengan biaya sendiri karena keinginan kuat dan invasinya sehingga sebelum berangkat, diberi sedikit bekal dari kepala Disdikbud, musyawarah kerja kepala sekolah (MKKS) SMP dan SMPN 1 Kuningan.

Baca Juga: Tersiar Kabar, Dian Rachmat Yanuar akan Disandingkan dengan Ketua DPD Golkar Kuningan, Mungkinkah?

"Program Pimda Nyawah dibeberkan dan didiskusikan pada pertemuan dunia yang diikuti oleh para perwakilan negara se-Asia di Tokyo Jepang. Dan guru honorer pemberani yang mempresentasikannya adalah Ibu Aulia Fauziah sehingga kami sangat bangga," tuturnya, Kamis 18 April 2024.

Semestinya, peningkatan kapasitas dan invasi dilakukan oleh guru-guru yang telah mendapatkan dana sertifikasi karena memang pengalokasiannya untuk hal tersebut. Sehingga apa yang dilakukan oleh sosok Aulia Fauziah dapat menginspirasi sekaligus memotivasi para tenaga pendidik di kota kuda ini.

"Sebenarnya saat masih berstatus sebagai guru, saya pernah diberangkatkan ke Australia dan beberapa negara lainnya untuk belajar. Namun dibiayai oleh pemerintah sehingga pulangnya pun menyerahkan laporan hasilnya," ujarnya. (Iyan Irwandi/KC) ***

Dapatkan informasi terbaru dan terpopuler dari Kabar Cirebon di Google News 

Halaman:

Editor: Iyan Irwandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah