Situs Gunung Padang Dibuat Manusia, Bukti Hebatnya Nenek Moyang Bangsa Indonesia

- 11 Juli 2023, 12:57 WIB
Situs Gunung Padang Dibuat Manusia, Bukti Hebatnya Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Situs Gunung Padang Dibuat Manusia, Bukti Hebatnya Nenek Moyang Bangsa Indonesia /tangkapan layar/YouTube Universe Inside You

KABARCIREBON - Arkeolog meyakini Situs Gunung Padang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat adalah buatan manusia bukan dibentuk oleh alam. Ungkapan itu menunjukan betapa hebatnya nenek moyang bangsa Indonesia.

Entah teknologi apa yang dipakai, tapi faktanya mereka mampu membangun konstruksi megah, cantik dengan skala besar yang seluruh bidangnya tersusun rapi.

Bayangkan, Situs Gunung Padang terdiri dari 5 teras yang melingkupi wilayah 900 meter persegi. Lalu, di bagian bawah dan sekitarnya juga ditemukan batu yang sama yang diduga kuat masih satu kawasan.

Baca Juga: Cara Menghindari Penipuan Modus Undangan Nikah Hingga List Order e-Commerce Ngaku Bank dari OJK

Jika itu masih menjadi satu bagian maka luas Gunung Padang bisa mencapai 4 hektare, sehingga menjadi Situs Megalitik terbesar di Asia Tenggara.

Lalu, kini di pinggir-pinggir Situs Gunung Padang juga ditemukan banyak diberdiri batu yang sama menjadi teras-teras baru. Tingginya sekitar satu setengah meter.

Pegiat Sejarah, Guru Gembul dalam Kanal Youtubenya mengungkap, jika semua areal itu dihitung maka luas wilayah konstruksi Gunung Padang menjadi 25 hektare.

Baca Juga: 34 Juta Data Paspor WNI Bocor, Ditjen Imigrasi : Bukan Kena Hacker

Dan itu menjadikan Situs Gunung Padang Cianjur benar-benar sebagai Situs Megalitik terbesar di dunia.

"Jauh lebih besar jika dibandingkan dengan Candi Borobudur. Karena, Candi Borobudur itu hanya satu setengah hektare. Tetapi sekali lagi ini belum konklusi ya, belum selesai," katanya.

Pertanyaannya, jika luas Situs Gunung Padang mencapai 25 hektare, maka diyakini menjadi pusat peradaban bangsa Nusantara. Artinya, di tempat itu, terjadi aktivitas manusia yang padat.

Baca Juga: KPM Bisa Dapat Bansos PKH dan BPNT Rp5,4 Juta, Inilah Syarat dan Cara Mendaftar DTKS Dilakukan Secara Onlie

Dalam pandangan Guru Gembul, Situs Gunung Padang dibuat secara bertahap. Dilakukan oleh bangsa yang berbeda-beda dengan teknologi yang juga pula.

"Misal begini, anggaplah memang bagian tertentu itu dibuat sekitar 13.000 tahun yang lalu dalam kondisi yang sangat sederhana. Kemudian ditinggalkan ribuan tahun,".

"Lalu, abad berganti abad. Muncul generasi baru dari suku yang baru membawa teknologi baru. Mereka buat lagi di situ-situs yang sebelumnya sudah pernah dibuat selesai kemudian ditinggalkan lagi. Nanti dibangun lagi begitu seterusnya. Sampai setidaknya ada 4 budaya yang berbeda," tutur Guru Gembul.

Baca Juga: Gunung Padang Cianjur Jawa Barat Dikaitkan dengan Benua Atlantis, Ternyata Ini Latar Belakangnya

Guru Gembul membantah jika Situs Gunung Padang adalah sebuah bangunan Piramida atau Piramid yang memiliki ruangan khusus.

Ia menegaskan jika Situs Gunung Padang adalah punden berundak. Tidak ditemukan adanya ruangan di dalam bangunan Situs Gunung Padang. Situs Gunung Padang dibangun dari batuan alam yang dijejerkan lalu direkatkan.

Batu-batu besar yang digunakan menyusun kontruksi Situs Gunung Padang bukanlah batu biasa. Batu balok itu memiliki panjang sekitar 1 meter, dengan lebar sekitar 20 cm dan sisinya persegi lima ada yang persegi enam.

Baca Juga: Sedang H2C Para Kuwu di Kabupaten Cirebon Ini, Ono Surono: Kemungkinan Pilwu Serentak Tak Jadi Digelar

"Batu-batu yang semuanya mirip itu, bukan hasil pahatan namun sudah terbentuk oleh alam. Sebab, batu serupa juga ditemukan di daerah Cilacap. Artinya, batu yang digunakan untuk menyusun kontruksi Gunung Padang bisa jadi diambil dari daerah lain," ujarnya.

Dan fakta lainnya, batu serupa juga ditemukan di daerah yang tidak jauh dari Gunung Padang. Ia menduga, Situs Gunung Padang dibuat dengan tujuan ritual pemujaan.

"Punden berundak itu tidak memiliki ruangan apapun di bawahnya. Karena fokus pemujaannya terjadi di luar atau di altar. Altar di teras-teras dibuat sedemikian rupa sehingga menghadap pada Gunung Gede yang berada di depan Situs Gunung Padang," katanya.

Baca Juga: Wakil Bupati Kuningan: Banyak Pusaka Budaya yang Terancam Punah

Fungsi dari Situs Gunung Padang itu adalah untuk memuja dewa-dewi yang diyakini berada di Gunung Dede, di hadapan Gunung Padang. Orang masa lampau biasanya mengkaitkan bangunan atau tempat tertinggi dengan Ketuhanan.

Sedangkan dasar Samudera, dasar jurang atau apapun yang ada di bawah bumi itu dikatakan sebagai gerbang neraka, tempat kejahatan.

Gunung Gede dianggap sebagai tempat kediaman para dewa, parahiyangan. Fungsi lainnya adalah untuk melihat benda-benda di langit. Biasanya untuk menentukan kapan waktu panen, upacara tertentu dan lain-lain.

Baca Juga: Ratusan Knalpot Bising Dihancurkan Polres Kuningan, Tanggal 10-23 Juli akan Digelar Operasi Patuh Lodaya

Yang menarik, bagaimana cara orang dulu menempelkan dengan kuat batu yang satu dengan batu yang lain? Sehingga menjadi bangunan yang kokoh.

Misteri ini masih belum terpecahkan. Sebagian peneliti mengungkap ada semen purba yang bahanya bahkan mengandung logam. Ada pula yang menyebut dengan menggunakan putih telur. Tapi itu tidak masuk akal, sebab berapa banyak putih telur yang dibutuhkan.

Namun ada pula yang menyebut jika orang dulu menggunakan campuran batu kapur yang dibubukan lalu dicampur tanah liat dan abu vulkanis dan diberi air. Namun semua itu masih dalam penelitian.***

Editor: Muhammad Alif Santosa

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah