"Ini hasil riset saya dari Google Indonesia. Rilisnya akhir tahun kemarin tapi masih relevan dengan sekarang. Jadi saat ini, kecenderungan orang mencari di mesin pencari itu, berkaitan dengan lingkungan," katanya.
Deni Yudiawan menduga, perilaku itu tidak lepas dari efek Pandemi Covid-19 yang menimpa masyarakat dunia. "Pandemi ini mengubah semuanya. Salah satunya adalah mencari identitas diri. Jadi keinginan sebelum pandemi dan setelah pandemi itu terjadi perbedaan. Contoh, pada anak sekolah dan karyawan, ketika ditanya, mereka cenderung memilih bekerja atau belajar dari rumah," katanya.
Dan uniknya lagi, pasca pandemi Covid-19, mencari pekerjaan itu susah. Namun, kini banyak orang mencari pendapatan dari internet dengan meningkatkan kapasitas diri.
Baca Juga: Kunker Ketua Komisi DPRD Kabupaten Cirebon ke Proyek Kawasan Wisata Gebangmekar, Tinjau Jalan Rusak
Karenanya, menurut Deni Yudiawan, seorang wartawan harus paham tentang perubahan perilaku itu, sehingga ia tahu betul konten apa yang diinginkan pembaca.
"Fungsi utama jurnalis itu adalah memberikan gambaran kepada masyarakat. Agar, masyarakat bisa mengambil keputusannya sendiri. Jurnalis mengungkapkan data dan fakta, supaya masyarakat bisa memutuskan sendiri apa yang terbaik buat mereka," tuturnya.
Hal lain yang diungkapkan Deni Yudiawan adalah soal informasi hoax. Ia menegaskan informasi hoax tentang bencana alam itu tertinggi setelah politik. Karenanya, jurnalis harus hadir untuk meluruskan informasi hoax tersebut di tengah tingkat literasi masyarakat Indonesia masih rendah.
"Dan yang terpenting menurut saya, setiap informasi itu harus diverifikasi. Karena, pertahanan jurnalis ada diverifikasi, bukan yang lain," katanya.
Deni Yudiawan menyarankan konten yang berkaitan dengan healing dan staycation, perlu diperbacanyak. Sebab, dua kata kunci itu cukup populer saat ini. Itu bisa dijadikan bahan jurnalis dalam mengejar traffick di era digital.