Saling Senggol, Ada Apa Sebenarnya Antara Yenny Wahid dan Muhaimin Iskandar? Begini Kronologisnya

- 9 September 2023, 07:52 WIB
Yenny Wahidi (kiri) dan Muhaimin Iskandar (kanan)
Yenny Wahidi (kiri) dan Muhaimin Iskandar (kanan) /Kabar Cirebon/Dok PRMN/

KABARCIREBON - Mendekati Pilpres 2024 nama Yenny Wahid kembali menjadi sorotan. Putri sulung Gus Dur Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid, mengomentari Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang menjadi Bacawapres 2024 dengan Anis Baswedan.

Terlihat makin memanas, sebenarnya ada hubungan apa antara Yenny Wahid dan Muhaimin Iskandar? Seperti apa kronologisnya? Informasi yang dihimpun Kabar Cirebon, 9 September 2023, perseteruan antara Yenny Wahid dan Muhaimin Iskandar diawali terjadinya perpecahan antara kubu Gus Dur dan kubu Muhaimin dalam partai PKB.

Terungkap, hal itu berawal dari muktamar PKB tahun 2005. Muhaimin Iskandar sendiri merupakan putra dari pasangan Muhammad Iskandar dan Muhassonah Iskandar yang merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif.

Baca Juga: Ini 20 Alamat Pedagang Pempek yang Top Markotop di Kabupaten Badung, Cobain Pempek Ecy dan Pempek Farina

Muhaimin merupakan putra ke-4 dari 6 bersaudara dan adik dari Abdul Halim Iskandar, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Berdasarkan biografinya, Cak Imin ternyata masih memiliki hubungan darah dengan Presiden Indonesia ke-4 yakni Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, meskipun terbilang bukan keluarga dekat.

Cak Imin adalah keponakan jauh Gus Dur. Aliran darah itu terhubung dari Nyai Hj Sholihah, ibu Gus Dur yang merupakan putri dari KH Bisri Syansuri, pendiri Ponpes Denanyar sekaligus salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU).

Baca Juga: Peninggalan Zaman Belanda: di Tengah Keterbatasan Fasilitas, SDN di Majalengka ini Banyak Torehkan Prestasi

Selain Nyai Hj Sholihah, KH Bisri Syansuri juga memiliki putri bernama Mu’asomah yang menikah dengan KH Hasbullah Salim. Pasangan ini melahirkan dua orang putri, salah satunya Muhassonah. Muhassonah menikah dengan KH M Iskandar, yang tak lain adalah orang tua kandung dari Cak Imin.

Dalam hal ini, KH Bisri Syansuri adalah kakek dari Gus Dur sekaligus kakek buyut Cak Imin. Didirikannya partai PKB pada masa orde baru merupakan bentuk keinginan warga nahdhiyin (NU) untuk menyalurkan aspirasinya di bidang politik yang akhirnya PBNU menunjuk Gusdur untuk memimpin PKB.

Pertikaian terjadi pada saat muktamar tahun 2005. Saat itu, Muhaimin terpilih menjadi Ketua Umum PKB melalui Muktamar. Sedangkan Gus Dur ditetapkan
menjadi Ketua Dewan Syura PKB.

Baca Juga: Terlengkap dan Terbaru Layanan SAMSAT Keliling Kabupaten Cirebon pada September 2023

Dimulai dari muktamar itulah terpecahnya PKB menjadi dua kubu, yaitu antara kubu Gusdur dan Kubu Muhaimin. Lantas pada Maret 2008 muncul kabar ada upaya untuk melengserkan Gus Dur dari posisi Ketua Dewan Syura PKB. Caranya melalui Muktamar Luar Biasa (MLB).

Namun, dalam rapat rutin gabungan DPP PKB pada 26 Maret 2008 diputuskan mencopot Muhaimin dari posisi Ketua Umum Dewan Tanfidz PKB.

Dari 30 orang yang hadir, 20 orang memilih opsi agar Muhaimin mundur, 5 orang mendukung agar digelar MLB, 3 suara menolak MLB, dan 2 abstain.

Baca Juga: Guru Besar Manajemen Pendidikan Islam Lahir dari IAIN Cirebon

Merasa tidak mendapatkan hak suara, Muhaimin Iskandar menggugat Gusdur ke PN Jakarta Selatan atas pemecatannya, PKB pimpinan KH Abdurrahman Wahid menggelar Muktamar Luar Biasa (MLB) di Ponpes Al-Asshriyyah, Parung, Kabupaten Bogor, pada 30 April sampai 1 Mei 2008.

MLB itu menghasilkan keputusan Gus Dur sebagai Ketua Umum Dewan Syuro PKB. Lalu, Ali Masykur Musa menggantikan Muhaimin sebagai Ketua Umum Dewan Tanfidz, dan Yenny Wahid tetap sebagai Sekjen.

Tidak hanya diam dan tidak mau kalah, pada 2-4 mei 2008 Muhaimin mengadakan Musyawarah Luar Biasa (MLB). Hasilnya, Muhaimin Iskandar menjadi Ketua Umum PKB. Dalam MLB kubu Muhaimin juga menetapkan KH Aziz Mansyur sebagai Ketua Dewan Syuro, dan Lukman Edy sebagai Sekjen.

Baca Juga: Di Cirebon, Cak Imin Ungkap Jangan Ada Lagi Cebong dan Kampret

Meski terpecah menjadi 2 kubu, tetapi PKB lolos sebagai salah satu partai peserta Pemilu 2009. Proses pendaftaran calon anggota legislatif (caleg) kedua kubu pun terpisah.

PKB Gus Dur menggelar pendaftaran caleg di kantor DPP PKB di Kalibata, Jakarta Selatan. Sedangkan PKB Muhaimin menggelar pendaftaran caleg di kantor Lembaga Pemenangan Pemilu PKB.

Perpecahan kubu ditubuh PKB terus mencuat hingga pada tiktik Muhaimin memecat Yenny Wahid dari posisi Sekjen PKB. Alasannya adalah Yenny terbukti indisipliner dan mengancam keutuhan partai.

Baca Juga: Bacaleg PKB Kota Cirebon: Kami All Out Menangkan Cak Imin di Pilpres 2024

Kedua kubu lantas saling menggugat ke pengadilan. Namun pada 19 Juli 2008, Mahkamah Agung memutuskan menolak permohonan kasasi PKB Gus Dur.

"Gus Dur yang pendiri partai disebut oleh Cak Imin guru politiknya malah dikudeta, apalagi rakyat, susah kan mau milih pemimpin seperti itu nanti," kata Yenny dalam sebuah wawancara dengan media.

Dari sinilah awal perselisihan antara Yenny Wahid dan Muhaimin Iskandar. Sebagai putri dari seorang ayah yang dikudeta, Yenny merasa sakit hati atas tindakan yang dilakukan oleh Muhaimin Iskandar. Sedangkan dari segi kekeluargaan, Muhaimin Iskandar merupakan keponakan dari Gusdur.(Muhammad Adam Permana/Job/Kabar Cirebon)

Editor: Muhammad Alif Santosa

Sumber: berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah