Dirayakan Secara Sederhana, Perayaan Cap Go Meh di Majalengka Tak Kehilangan Makna Ibadah

26 Februari 2024, 18:05 WIB
Seorang remaja tengah sembahyang pada peringatan Cap Go Meh di Kelenteng Hok Tek Tjeng Sin Majalengka /Foto/Tati/KC/

KABARCIREBON - Lilin berwarna merah menyala dengan beragam ukuran di Vihara Pemancar Keselamatan atau Kelenteng Hok Tek Tjeng Sin Kabupaten Majalengka, kalangan pengunjung dari bergam umat keagamaan lalu lalang mendatangi kelenteng dan menyampaikan ucapan Cap Go Meh.

Yah perayaan Cap Go Meh di kelenteng itu cukup sederhana, tidak ada pentas barngosay, wayang potehi maupun kesenian khas tonghoa lainnya.

Dengan dialtar tempat umat Budha beribadah lengkap dengan sesajen yang umumnya dihidangkan pada saat upacara Cap Go Meh terutama makanan khas Cap Go Meh yakni lontong sayur atau opor kuning lengap dengan lontong nan empuk.

Baca Juga: Tanah di Jalan Ampera Cirebon Diblokir, Puluhan Warga Gugat Pemprov Jabar

Terdapat juga buah-buahan aneka warna yang melambangkan unsur logam, kayu, air, tanah dan api terjasi di altha tempat beribadah demikian juga dengan aneka kue basah.

Perayaan Cap Go Meh sendiri menurut Pemina Kelenteng Edhy Subarhi bisa dirarakan semua etnis tionghoa tidak hanya umat Budha atau Kong Hu Cu, sehingga tidak heran jika pada acara Cap Go Meh tidak sedikir yang berkunjung ke kelenteng ataupun rumah.

Mereka yang datang ikut meniklamti lontong Cap Go Meh yang langsung disajikan pengurus kelenteng.

Baca Juga: Ini 20 Alamat Kedai Soto yang Terdekat di Kabupaten Sampang, Silakan Mampir ke Soto Bang Toieng dan Soto Abas

“Cap Go Meh itu upacara atau ibadah akhir dari perayaan tahun baru Imlek. Ini biasa dilakukan tiap tanggal 15 pada bulan pertama penanggalan Tionghoa. Jadi akhir dari rangkaian ibadah yang sudah dilaksanakan. Di kami paling padat ibadah itu menjelang imlek hingga sekarang Cap Go Meh, dan empat kali di bulan Maret, setelah itu ibadah setiap tanggal 15 di bulan purnama," ungkap Edhy.

Menurutnya di Maret rangkaian ibadah masih cukup sibuk karena masih ada sembahyang Magha Puja, Go Lo Jay Sin Ya, Pengingatan Dewa Bumi, dan Dewi Welas Asih.

Seksie Ibadah Ika Wartika mengungkapkan, di Majalengka perayaan Cap Go Meh selalu sederhana.

Baca Juga: Ratusan Warga Desa Surakarta Cirebon Geruduk Kantor Kuwu, Ada Apa?

Selain umatnya sangat sedikit yang biasa melakukan sembahyang ke Kelenteng Hok Tek Tjeng Sin Majalengka ini juga datang dari luar kota sehingga sulit jika harua menyelenggarakan acara keramaian seperti menggelar barongsay atau wayang.

“Ya sederhana, namun ibadah selalu kami laksanakan bersama umat kami,” ungkapnya.

Makanan khas Cap Go Meh pun tersedia sekaligus menyiapkan bagi umat lain yang berkunjung ke Kelenteng terutama menyajikan opor kuning atau lontong Cap Go Meh.

Baca Juga: Paska Pemilu Berakhir, Seluruh Kepala Desa dan Kelurahan di Kabupaten Majalengka Dapat Bantuan Motor

Tidak hanya lontong namun juga tersedia telur pindang, mie goreng sebagai tambahan pada lontong Cap Go Meh yang disajikan diatas opor dan lontong.

Opor Cap Go Meh menurut Ika selalu berwarna kuning, karena warna memiliki filosofi tersendiri. Kuning menandakan setiap orang harus berhati emas, berhati bersih dan baik jauh dari sikap iri dan dengki pada sesama manusia.

“Untuk telur, jika memiliki keinginan harus disertai dengan tekad yang bulat agar apa yang dikehendaki bisa tercapai. Serta mie melambangkan panjang usia dan panjang rizki, ada kebersamaan selamat di dunia dan di akhirat.” ungkap Ika.(Tati/KC)***

Editor: Epih Pahlapi

Sumber: liputan

Tags

Terkini

Terpopuler