Kerja sama pun berjalan. Ny. LWS mengirimkan keuntungan atas penjualan motor roda dua sebagaimana yang dijanjikannya kepada Ny. Nge Mei Lan. Namun saat pandemi Covid-19 melanda, dimulai sekitar September 2021 keuntungan bulanan tak lagi diterimanya hingga Februari 2023.
Ny. Nge Mei Lan pun merasa telah dirugikan Ny. LWS, hingga akhirnya mendorong Hanum Mucunang (suami Ny. Nge Mei Lan) berusaha menagih dengan datang ke dealer motor milik Ny. LWS.
Sayang usahanya tak membuahkan hasil, bahkan merasa dipermainkan pihak Ny. LWS yang diwakilkan suaminya, WS. Suaminya menginformasikan Ny. LWS mengalami demensia, sehingga mengarahkan kepada adik iparnya, Sug.
Baca Juga: Pantas Punah, Budaya Adat Pengantin Cirebon Jarang Digunakan, Masyarakat Lebih Memilih Gaya Modern
“Katanya pada Mei 2022 akan dibereskan adik iparnya yang PT CAS itu. Selanjutnya pada November 2022 akan dibayar setengah dari pokok. Tapi saya tidak mau. Keuntungannya saja tidak, malah pokoknya hanya dibayar 50%,” kata Hanum saat mendampingi istrinya, Ny. Nge Mei Lan.
Atas kejadiannya tersebut, Ny. Nge Mei Lan benar-benar merasa telah dirugikan dan ditipu Ny. LWS. Apalagi ada pengakuan dari suaminya bahwa Ny. LWS menderita demensia.
“Pada 7 Februari 2023, dia bisa menghadiri sebuah acara resepsi. Saya juga sama-sama diundang tapi kebetulan berhalangan hadir. Prinsipnya dia sehat, sehingga tidak beralasan lagi mengaku demensia,” tutur Nge Mei Lan.
Merasa telah dirugikan, Ny. Nge Mei Lan menguasakan kepada advokat dari Taryadi Tarmani Sudjana & Partners Law Office.
“Setelah menerima kuasa, kami melayangkan somasi pertama kepada Ny. LWS pada 2 November 2022 dan somasi kedua pada 25 Januari 2023. Somasi pertama terkait cek tunai masing-masing senilai Rp 500 juta, Rp 100 juta dan Rp 100 juta tidak bisa dicairkan klien kami,"