BAPPEDALITBANGDA Mengklaim, 2022 Indikator Makro LPE Kabupaten Majalengka Tertinggi di Jabar, Ini Capaiannya

- 20 Maret 2023, 09:00 WIB
 Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) 2024, Kabupaten Majalengka
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) 2024, Kabupaten Majalengka /Foto/Tati/KC/

KABARCIREBON - Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappedalitbangda) Kabupaten Majalengka mengklaim, pada 2022 indikator makro Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Majalengka tertinggi di Jawa Barat (Jabar) dengan capaian 6,63 % .

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Bappedalitbangda Kabupaten Majalengka Wawan Sarwanto, dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) 2024, belum lama ini.

Ia mengungkapkan, selain LPE, nilai capaian indeks pembangunan manusia (IPM) meningkat setiap tahunnya.Yakni pada 2022 IPM tumbuh 1,11 persen dibandingkan tahun sebelumnya atau menjadi 68,56 poin.

Baca Juga: MAJALENGKA : Sukses Bawa UMKM Naik Kelas, Program Pinky Movement Pertamina Raih Gold Winner di Ajang PRIA 2023

Namun untuk tingkat pengangguran terbuka di 2022 masih sebesar 4,16 persen. Angka tersebut terendah ketiga dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat.

“Berdasarkan hasil Musrenbang Kecamatan pada Desember 2022 telah menghasilkan  2,619 usulan program dan setelah melalui tahapan verifikasi, yang di akomodir menjadi skala prioritas untuk dikerjakan sebanyak 2,281 usulan,” tuturnya.

Sementara itu, Bupati Majalengka Karna Sobahi mengemukakan, di 2024 masa jabatannya bersama Tarsono D Mardiana akan berakhir, namun dia berharap pelaksanakan pembangunan yang dihasilkan dari musrenbang harus berjalan dengan normal dan baik.

Baca Juga: Kota Tua Jamblang Miliki Potensi Besar Tarik Wisatawan

"Dalam menyusun RKPD harus mengutamakan kepentingan dan hajat rakyat. Pembangunan pelayanan dasar merupakan prioritas utama, seperti sektor kesehatan, pendidikan, infrastruktur dan keberpihakan kepada usaha kecil menengah," katanya.

Ia meminta kepada dinas yang menangani program padat karya, untuk terus melakukan monitoring dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya. Sehingga pemberdayaan masyarakat pedesaan bisa terus berjalan setiap tahunnya.

Menurutnya, dengan anggaran mencapai sekitar Rp 86 milar,  padat karya merupakan salah satu program untuk penambah lapangan pekerjaan sekaligus meningkatkan perekonomian di pedesaan. Sehingga akan berdampak pada menurunya angka kemiskinan.

Baca Juga: Pembina GP Ansor Kecamatan Weru: Di Lembaga ini Tidak Ada Superman, yang Ada Super Team

“Selama kurun waktu 2018-2019, angka kemiskinan di Kabupaten Majalengka terus mengalami penurunan. Yaitu dari 129.290 jiwa pada 2019 menjadi 121.060 jiwa.

Hal ini menunjukan program penanggulangan kemiskinan cukup efektif, dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Namun memang pada 2020 dan 2021, akibat terjadinya pandemi Covid-19 yang berdampak pada aspek sosial dan ekonomi masyarakat Majalengka. Sehingga menyebabkan angka kemiskinan mengalami kenaikan menjadi 138.200 jiwa pada 2020 dan pada 2021 menjadi 151.140 jiwa,” katanya.

Baca Juga: Rekatkan Silaturahmi dengan Jurnalis, Rupbasan Kelas I Cirebon Gelar Media Gathering

Kemudian lanjut bupati, dengan melandainya pandemi Covid-19  pada 2022, angka kemiskinan di Kabupaten Majalengka kembali turun di 147.120 jiwa.

Hal tersebut salah satunya berkat adanya program bantuan buat masyarakat serta peran pelaku UKM dan program padat karya.(Tati/KC).***

Dapatkan informasi terbaru dan populer Kabar Cirebon di Google News.

Editor: Epih Pahlapi

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah