"Motif yang melatarbelakangi adalah pelaku cemburu karena di malam itu, Pelaku mendengar informasi bahwa korban didatangi laki-laki," ungkap Arif Budiman.
Pelaku yang saat itu jualan angkringan, meminta seseorang untuk mengecek apakah ada seseorang yang mendatangi rumah korban.
Ternyata, benar saja ada laki-laki yang sedang mendekati korban. Mendengar kabar itu, terang Arif, pelaku langsung geram, dan cemburu.
Selesai jualan angkringan, pelaku mendatangi rumah korban dengan membawa pisau jual angkringan di pinggangnya.
Ia pun lantas masuk ke rumah korban melalui pintu belakang. Kemudian masuk ke kamar korban. Di situ lah tragedi pembunuh itu pun terjadi.
"Korban dan pelaku nerupakan suami istri secara sirih. Pelaku membujuk korban untuk kembali (rujuk, Red.), tapi korban secara tegas menolak dan teriak. Pelaku langsung cabut pisau dipinggang, kemudian melakukan penusukan," katanya.
Setelah korban ditusuk berkali-kali hingga tak berdaya, pelaku kemudian lari ke perkebunan kosong dan melarikan diri ke Bekasi. Untuk menghilangkan jejak dari pengejaran polisi, pelaku juga pergi lagi ke Jakarta Timur.
Setelah kejadian itu, polisi datang dan melakukan visum dan otopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Polri, guna mengetahui penyebab pasti kematian korban.