Aneh, Pembagian Bansos Beras 10 Kilogram Tidak Buat Harga Beras di Pasaran Jadi Turun

- 10 Februari 2024, 10:54 WIB
Ilustrasi beras mahal.*
Ilustrasi beras mahal.* /Kabar Singaparna/

Pengelola Pasar Sindangkasih Supriadi dan Pengelola Pasar Kadipaten Eyek Eka Cahya, menyebutkan, kenaikan harga beras di pasar tradisional sudah berlangsung dua hari terakhir. Beras premium di Pasar Kadipaten telah mencapai Rp 18.000 per kg, untuk premium kualitas I seharga Rp 17.000.

Sedangkan beras medium di pasar telah mencapai Rp 15.000 hingga Rp 16.000 per kg.

Namun demikian stok beras menurut mereka mencukupi. Bahkan menurut Supriadi salah satu grosir beras pada Senin, 5 Februari 2024, akan mendapat kirman sebanyak 5 tonan.

“Naiknya harga beras karena harga gabah terus melonjak kini telah mencapai Rp 950.000 per kg,” katanya.

Baca Juga: Sepanjang 2023 Pertamina Salurkan Kredit Bergulir Rp141 Miliar, UMKM wilayah Ini Tertingggi Penerima PUMK

Tengkulak Untung Besar

Sementara itu, pemuda petani asal Cirebon, Surnita Sandi Wiranata mengungkapkan, sebuah kekeliruan besar jika mengganggap harga beras naik petani untung. Karena menurutnya, yang paling diuntungkan adalah tengkulak.

"Yang untung tetap para tengkulak. Karena, petani menjual gabahnya saat musim panen raya. Dan pembelinya adalah tengkulak yang punya modal. Tengkulak membeli gabah tersebut dengan harga murah saat panen raya,".

"Lalu, tengkulak tersebut menyimpan gabah dan menjualnya kembali di masa musim tanam saat harga gabah mengalami lonjakan tertinggi. Jadi, tengkulak untung besar," tutur Surnita Sandi Wiranata yang juga Caleg Partai Golkar asal Cirebon untuk Provinsi Jawa Barat.(Tati Purwati/Alif Santosa/Kabar Cirebon)***

 

Halaman:

Editor: Muhammad Alif Santosa

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah