Tangkal Ancaman Masuknya Penyakit Baru ke Indonesia, Diperlukan Deteksi Dini dan Respon Cepat

- 16 Februari 2024, 21:35 WIB
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat mengadakan Pertemuan Penyusunan Dokumen Rencana Kontinjensi Penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat (KKM) disebuah hotel di Kertajati, Jumat ( 16/02/2024 ).
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat mengadakan Pertemuan Penyusunan Dokumen Rencana Kontinjensi Penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat (KKM) disebuah hotel di Kertajati, Jumat ( 16/02/2024 ). /Foto/Tati/KC/

KABARCIREBON - Ancaman masuknya penyakit - penyakit baru ke Indonesia dan kejadian yang berpotensi menimbulkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKM - MD) memerlukan deteksi dini dan respon cepat.

Upaya itu dilakukan di pintu masuk negara dan di lingkungan masyarakat (wilayah) serta adanya dukungan legalitas.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat melaksanakan pertemuan penyusunan dokumen rencana kontinjensi penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat, di sebuah hotel di Kertajati, Jumat (16/2/2024 ).

Baca Juga: Jelang Olimpiade Sains Nasional Tingkat Kota, SMAN 4 Cirebon Jaring 45 Siswa

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Rochady Hendra Setia Wibawa mengungkapkan kegiatan ini dilaksanakan agar bisa menghasilkan rencana kontijensi di wilayah, sebagai bentuk kesiapsiagaan dan penanggulangan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya kedaruratan kesehatan masyarakat.

“Kegiatan ini diikuti 30 peserta dari seluruh lintas sektoral dan lintas program terkait,” ujarnya.

Menurutnya, dalam upaya deteksi dan respon kejadian PHEIC diperlukan adanya jejaring kerja sama dan kemitraan yang kuat antara pintu masuk negara yakni pelabuhan, bandar udara, dan Pos Lintas Batas Darat Negara ((PLBDN) dengan wilayah.

Baca Juga: Diketemukan Sesosok Mayat Perempuan Dalam Keadaan Terlentang di TPU Desa Jabapura Cirebon, dan Membusuk

Sehingga penyelenggaraan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk negara harus berjalan dengan optimal.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Majalengka H Eman Suherman, menyambut baik adanya kegiatan ini. Apalagi Kabupaten Majalengka memiliki Bandara Internasional Kertajati serta akses keluar masuk Tol Cipali dan Cisumdawu.

"Kegiatan deteksi dan respon kejadian di wilayah yang terintegrasi dan terkoordinasi dengan pintu masuk akses tersebut, akan mengurangi potensi dampak terhadap kesehatan dan mencegah kejadian tersebut. Sehingga kedaruratan kesehatan masyarakat skala wilayah, nasional dan internasional (PHEIC) bisa diminimalisir," katanya.

Baca Juga: Suara PDI Perjuangan di Kabupaten Cirebon Diprediksi Masih Unggul!

Ia berharap peserta pertemuan segera melakukan tindak lanjut atas hasil penyusunan dokumen rencana kontijensi. Sehingga pencegahan masuknya penyakit - penyakit baru ke Kabupaten Majalengka bisa diatasi.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, Agus Susanto, menyebutkan yang harus dikembangkan adalah pendekatan pengendalian penyakit dan ancaman terhadap kesehatan masyarakat dilakukan di sumbernya.

Sehingga Kementerian kesehatan mengembangkan sistem yang mampu mendeteksi secara cepat suatu kejadian bencana kesehatan secara gelobal.

Baca Juga: Menara Masjid Agung Sumber Cirebon Akan Dijadikan Wisata Baru

"Kegiatan deteksi dan respon kejadian di wilayah yang terintegrasi dan terkoordinasi dengan pintu masuk fasilitas penting akan mengurangi potensi dampak dari masuknya penyakit yang cepat menular," tuturnya.(Tati/KC).***
 
 

Editor: Epih Pahlapi

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x