Ratusan Hektare Sawah di Dua Desa di Majalengak Memasuki Panen: Produksi Gabah di Tingkat Petani Menurun

- 5 Maret 2024, 15:29 WIB
ILUSTRASI,Petani di Kabupaten Majalengka tenga memanen padinya, saat ii harga jual gabah basah mencapai Rp 900.000 per kw, pare pateni yang mulai panen banyak yang langsung memilih menjual gabahnya di sawah dengan alasan mumpung harga jual masih tinggi
ILUSTRASI,Petani di Kabupaten Majalengka tenga memanen padinya, saat ii harga jual gabah basah mencapai Rp 900.000 per kw, pare pateni yang mulai panen banyak yang langsung memilih menjual gabahnya di sawah dengan alasan mumpung harga jual masih tinggi /

Baca Juga: Wisuda IAIN Cirebon Ke-28, Rektor Bicara Soal Transformasi Universitas Siber

Tahun sebelumnya para petani di tiga kecamatan ini tidak bisa masuk menjadi peserta AUTP karena PT  Jasindo Agri menolak permohonan asuransi para petani dengan alasan setiap tahun ketiga kecamatan di Majalengka ini selalu mengalami gagal panen.

“Kemungkinan pihak asuransi tidak mau rugi, sehingga tahun kemari di 2023 Kecamatan Kertajati dan Jatitujuh tidak masuk AUTP. Wilayah ini memang ketika musim penghijan kerap kebanjiran, masuk musim kemarau langsung kekeringan. Makanya pihak asuransi menolak mungkin tidak mau rugi,” ungkap Iman.

Kini Iman mengaku bersyukur karena PT Jasindo Agri bersedia mengakomodir permohonan asuransi bagi para petani Kertajati dan Jatitujuh.

Baca Juga: Kekuatan Suara Dapil 2 Kuningan Bergeser dari PDIP ke PKS yang Melejit, Berapakah Perolehan Suaranya?

Menurutnya jika petani tidak dilindungi asuransi, terancam merugi.

Hal ini tidka boleh terjadi apalagi tahun kemarin petani sudah rugi karena kemarau panjang sehingga musom tanam terlambat, tahun ini musim penghujan lebih cepat sehingga ancaman kekeringan bakal menghantui para petani.***



Halaman:

Editor: Epih Pahlapi

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x