Tabuh Bedug Dlugdag Peninggalan Sunan Gunung Jati, Pangeran Keraton Kasepuhan Cirebon: Simbol Awal Ramadhan

- 12 Maret 2024, 22:17 WIB
Sambut datangnya bulan suci Ramadan, Keraton Kasepuhan gelar tabuh bedug Dlugdag, Senin (11/3/2024).
Sambut datangnya bulan suci Ramadan, Keraton Kasepuhan gelar tabuh bedug Dlugdag, Senin (11/3/2024). /Foto/Ist/KC/

KABARCIREBON - Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan 1445 H, Keraton Kasepuhan Cirebon menggelar tradisi tabuh bedug dlugdag.

Tradisi tabuh bedug atau "dlugdag" ini menjadi salah satu tanda datang awal Ramadhan bagi masyarakat Cirebon dan sekitar.

Tabuh bedug atau "dlugdag" di Keraton Kasepuhan Kota Cirebon, sudah menjadi tradisi turun temurun, terutama ketika masuk awal Ramadhan, Idul Fitri, dan juga sahur.

Baca Juga: Ternyata wilayah Ini Menyebabkan Banjir Parah di Cirebon Timur, DPRD Desak Pemkab Cirebon Tanggulangi Banjir

Bedug yang ditabuh merupakan peninggalan Sunan Gunung Jati.

Tradisi dlugdag ini, dilakukan sebagai ungkapan sukacita menyambut datangnya bulan penuh berkah dan ampunan bagi umat Islam yang ada di Cirebon.

"Tanggal 12 Maret, kita akan memulai puasa. Meskipun ada perbedaan dalam penentuan awal Ramadhan, namun kita tetap melaksanakan ibadah puasa bersama-sama, mengikuti jejak para wali seperti Syekh Syarif Hidayatullah, salah satu dari Wali Songo," kata Pangeran Patih Sepuh Keraton Kasepuhan, Pangeran Raja Goemelar Suryadiningrat, kemarin.

Baca Juga: Selama Februari 2024, Satresnarkoba Polresta Cirebon Ungkap 10 Kasus, 13 Tersangka Ditahan

Tradisi tabuh bedug dlugdag ini telah dilakukan sejak jaman Sunan Gunung Jati dan memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Cirebon.

Setiap daerah, memiliki ciri khasnya sendiri dalam menyambut Ramadhan, termasuk pawai obor dan prosesi di masjid atau keraton.

Halaman:

Editor: Epih Pahlapi

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x