Banyak orang yang merintis usaha kemudian mendaftar untuk menjadi anggota dan mengikuti pelatihan."Anggota kami sampai tahun ini sudah lebih dari 6.000 UMKM. 10 persen dari jumlah tersebut sudah mampu ekspor ke berbagai negara," kata Supriatna.
Sedangkan dalam upaya meningkatkan penjualan produk UMKM, lanjut dia, Rumah BUMN juga memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk memamerkan produk mereka dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh BRI.
Selain itu pula, Rumah BUMN telah menjalin kerjasama dengan berbagai dinas dan kementerian agar produk-produk UMKM yang dibina dapat berkontribusi dalam berbagai kegiatan pameran.
"Produk UMKM yang banyak diminati untuk diekspor masih dominan dalam bidang fesyen dan kuliner,"katanya.
Salah satu contoh produk yang sukses diekspor adalah brownies dengan keunggulan dalam komposisi gluten. Karena keunggulannya ini, produk tersebut diminati oleh pasar luar negeri yang mengutamakan kesehatan, bahkan telah berhasil mencapai pasar di Singapura dan Kanada.
Disamping itu pula, produk rendang dan bakso aci juga memiliki potensi untuk menembus pasar Singapura. Khusus untuk bakso aci, meskipun pelaku usaha tersebut tergolong baru, namun produknya memiliki keunikan dari segi rasa yang membuatnya diminati oleh konsumen.
Di Rumah BUMN, mayoritas pelaku usaha yang bergabung adalah ibu-ibu dan bapak-bapak. Mereka tidak hanya dipamerkan dalam berbagai pameran, tetapi juga diberikan pelatihan dalam penggunaan media sosial seperti Instagram atau Facebook.
Pada bulan Mei 2023 lalu, Rumah BUMN bahkan meluncurkan program khusus untuk membantu pelaku UMKM mengelola media sosial mereka.Sebagai contoh, untuk memperindah tampilan Instagram, Rumah BUMN bekerja sama dengan mahasiswa untuk mengambil alih pengelolaan media sosial pelaku UMKM tersebut.