"Yang harus ditanamkan sekarang untuk pencegahan penyakit tersebut adalah pemahaman terhadap masyarakat harus di tingkatkan karena nanti bisa melakukan pencegahan secara mandiri,” ungkap Herman.
Setiap orang harus paham kalau stunting adalah gagal tumbuh dan gagal sehat. Tumbuh kembang anak terganggu hingga mengakibatkan kerdil atau boncel.
Baca Juga: Inilah Perbedaan Harga Emas Batangan dan Perhiasan untuk Investasi yang Menguntungkan
ASI Ekslusif
![Ilustrasi ASI ekslusif.](https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/x/photo/2020/10/01/1059907188.jpg)
Untuk pencegahan di antaranya, sebelum kelahiran dan setelah kelahiran harus ada asupan gizi yang baik serta protein hewani, setelah kelahiran anak, maka anak wajib mendapat ASI (air susu ibu) ekslusif serta protein hewani.
Untuk DBD dan TBC lebih pada pola hidup bersih dan sehat. Karena kedua penyakit ini disebabkan oleh perilaku hidup bersih. Pencegahan DBD masih sangat efektif dengan gerakan 3 M. Yakni menguras, mengubur dan menutup genangan air.
“Kalau kegiatan sekarang disebut Si Jumo, Si Jumo ini adalah ikon pahlawan anak – anak, seorang tokoh imajinatif. Tujuannya, agar siswa sekolah menyukainya dan pesan pencegahan stunting, DBD dan TBC bisa tersampaikan sejak dini,” ungkap Herman.
Baca Juga: Rekomendasi Kuliner Burbacek Khas Indramayu, Kaldu Udang Kuah Ikan Pindang, Harga Murah Rasa Ngeunah
Dana Desa Untuk Stunting
![Pj Bupati Majalengka Dedi Supandi/PR JABAR](https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/x/photo/2024/02/08/3606926497.jpg)
Sementara itu, Pj Bupati Majalengka Dedi Supandi menandaskan pihaknya segera berupaya menurunkan angka stunting yang demikian tinggi melalui desentralisasi anggaran. Kemudian, Dana Desa juga harus digelontorkan untuk penanganan stunting.