KABAR CIREBON - Tekanan terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin semakin meningkat. Setelah menghadapi pemberontakan tentara bayaran Grup Wagner, kini sejumlah elit perwira membelot.
Satu persatu tentara dan pejabat keamanan Rusia meninggalkan Vladimir Putin dan bergabung dengan pihak pemberontak mendukung Ukraina.
Komandan Legiun Kebebasan, yang nom de guerre-nya adalah Caesar, mengatakan kepada Express.co.uk bahwa dukungan terhadap rezim Vladimir Putin mulai melemah.
Baca Juga: Pejuang Ukraina Gunakan Rudal HIMARS Hancurkan Depot Amunisi Pasukan Rusia di Pertempuran Makiivka
Caesar mengungkapkan, pihak pemberontak sudah menjalin kontak dengan perwira militer Rusia dan silovoki (petugas keamanan) dari berbagai departemen.
“Kami mendapat respons positif dan mereka mengubah pihak. Kami tahu mood sedang berubah di Rusia," tutur Caesar.
“Orang-orang lelah dengan perang, rezim Putin. Mereka mengerti bahwa Putin memimpin Rusia dan seluruh dunia ke dalam kuburan," ucapnya.
"Jadi jumlah pendukung kami (di antara elit keamanan) terus bertambah," tambah Caesar.
Sepanjang minggu lalu, Putin yang terhukum telah mencoba untuk menegaskan kembali cengkeramannya pada kekuasaan, mengirim Prigozhin ke pengasingan di Belarusia dan dilaporkan menangkap seorang jenderal penting Rusia yang dekat dengan bos Wagner.
Sumber-sumber Kremlin mengatakan bahwa Jenderal Sergey Surovikin, seorang komandan Angkatan Darat dan dilaporkan sebagai anggota VIP rahasia Grup Wagner, telah ditahan untuk diinterogasi atas kemungkinan keterlibatannya dalam pemberontakan.
Dalam serangkaian penampilan TV yang dipentaskan dengan hati-hati, Putin mengklaim bahwa tentara dan publik telah bersatu untuk mengalahkan pemberontakan dan mencegah Rusia jatuh ke dalam perang saudara.
Namun, kejadian di lapangan seolah bertolak belakang dengan narasi presiden Rusia dan realita yang sebenarnya.
Unit Wagner mampu merebut Rostov-on-Don, sebuah kota dengan lebih dari satu juta penduduk dan rumah bagi komando Distrik Militer Selatan tentara Rusia, tanpa satu tembakan pun yang ditembakkan karena marah.
Mereka juga berlari ke utara menuju Moskow tanpa menemui perlawanan serius dari dinas keamanan Putin.***