Di dalam kawasan Keraton Kaprabonan terdapat sebuah masjid yang hingga kini masih dipakai.
Zaman dahulu saat listrik belum ada, masyarakat menggunakan dalung damar yang dicampur dengan getah karet sebagai alat penerangan.
Masjid tersebut konon didirikan oleh Ki Gede Alang-alang pada tahun 1428. Semua ornamennya masih asli dan tidak mengalami perubahan, dari mulai tembok dan kayu penyangganya.
Baca Juga: Jajaran PCNU Kabupaten Kuningan Tidak Aktif, Akan Terancam Sanksi Lebih Tegas
Maka dari itu dalung damar menjadi lambang dari Keraton Kaprabonan. Di dalam masjid terdapat semacam kursi yang biasa dipakai untuk arak-arakan saat peringatan maulud nabi atau pun panjang jimat.
Area di dalam Keraton Kaprabonan tidak terlalu luas bila dibandingan dengan keraton lainnya di Cirebon, yaitu hanya sekitar 1 hektare.
Berlokasi di Jalan Lemahwungkuk, gerbang utama keraton ini tidak terlalu besar, bahkan tidak terlalu mencirikan sebagai keraton karena bercampur dengan lokasi Pasar Kanoman.
Baca Juga: Desa Kedongdong Kidul Kabupaten Cirebon Miliki 3 Potensi Wisata, Warga Ikut Terdampak Secara Ekonomi
Tidak ada tarif untuk tiket masuk ke dalam Keraton Kaprabonan ini. Dan untuk yang membawa kendaraan bisa diparkir di luar keraton di area pasar.***