KABAR PRIANGAN - Nabi Muhammad SAW bersabda: “Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga.”(HR. Thabrani)
Tentu sangat rugi jika selama Bulan Ramadhan kita berpuasa tapi tidak mendapatkan pahala. Apalagi pahala itu lepas begitu saja karena kelalaian kita.
Memang banyak di antara kita yang tanpa sadar berbuat sesuatu yang merusak amalan ibadah puasa Bulan Ramadhan. Perlu diketahui, bukan hanya pahala saja yang dilipatgandakan, tapi selama Bulan Ramadhan perbuatan dosa pun akan dilipatgandakan.
Sebelum kita terjerumus ke perbuatan dosa, yuk simak apa saja yang perlu dihindari selama menjalankan ibadah puasa Bulan Ramadhan:
1. Berkata kotor
Puasa adalah pendidikan bagi seorang Muslim agar menjadi manusia positif, baik pikiran, perkataan serta perbuatan.
“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan sia-sia (lagwu) dan kotor (rofats)."
"Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, Aku sedang puasa, aku sedang puasa”.(HR. Ibnu Majah dan Hakim).
2. Berbuat maksiat
Level puasa yang paling rendah adalah menahan dari makan, minum, dan hal lain yang membatalkan. Sementara perbuatan maksiat seperti menyakiti atau berbuat zalim terhadap orang lain, menggosip atau ghibah, bertransaksi dengan tidak jujur, tetap saja dilakukan.
Jabir bin Abdillah memberikan nasihat, “Jika kamu berpuasa, hendaknya pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu juga ikut berpuasa. Jangan kamu jadikan hari puasamu dan hari lain ketika tidak berpuasa sama saja.”
Sementara ulama berpendapat, secara syariat tidak batal puasa orang yang berkata dusta, berkata sia-sia dan kotor, serta tetap berbuat maksiat. Hanya saja ia tidak mendapatkan pahala puasa tersebut. Artinya, puasanya sia-sia.
3. Berbohong
Salah satu esensi dari ibadah puasa itu sendiri adalah melatih kejujuran. Orang yang berpuasa tidak makan dan minum walaupun berada di suatu tempat yang tidak ada orang lain bersamanya, sebab ia jujur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan dirinya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta (qaul az-zuur) dan malah melakukannnya, maka Allah tidak butuh dengan lapar dan hausnya,”
(HR. Bukhari)***