Agus Sunandar Tegaskan SMP Widya Utama Tidak Dijual

- 6 Juli 2020, 21:58 WIB
KEPALA SMP Widya Utama Kota Cirebon, Agus Sunandar menunjukan ruang kelas yang sudah lama tak terpakai karena siswa dari tahun ke tahun  semakin tidak memenuhi kuota rombel, Senin (6/7/2020).* Jaka/KC Online
KEPALA SMP Widya Utama Kota Cirebon, Agus Sunandar menunjukan ruang kelas yang sudah lama tak terpakai karena siswa dari tahun ke tahun semakin tidak memenuhi kuota rombel, Senin (6/7/2020).* Jaka/KC Online

KESAMBI, (KC Online).-
Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Widya Utama Cirebon menampik kabar miring soal sekolah yang dipimpinnya akan dijual. Isu itu beredar menyusul dampak menurunnya siswa di sekolah swasta membuat sebagian sekolah dipertanyakan eksistensinya di mata masyarakat.
Saat ditemui KC, Senin (6/7/2020), Agus Sunandar, selaku Kepala SMP Widya Utama mengatakan, pihaknya merasa heran karena di dalam sekolah masih mengadakan kegiatan belajar mengajar (KBM) walaupun dengan siswa yang saat ini ada. Kemudian, karena keadaan covid, KBM di sekolah diliburkan.
"Kami digosipkan dan dimasukkan juga di media kalau sekolah ini akan dijual. Intinya yayasan kami tidak akan menjual sekolah ini. Kalaupun ada pergantian kepengurusan yayasan, paling cuma manajemennya saja. Sekolah masih jalan. Justru program yayasan ke depan, sekolah ini mungkin akan dipugar," tegas Agus.
Dijelaskan, ia pun sudah menanyakan langsung ke yayasan tersebut dan pihak yayasan tidak pernah menerbitkan hal seperti itu seperti apa yang dikabarkan media tersebut. Jika sekolah ini ditutup, kata Agus, bagaimana dengan alumni yang jumlahnya ribuan tersebut ketika ingin melegalisir. Karena berapa waktu lalu, ada tim verifikasi dari Kabupaten Subang yang mempertanyakan ijazah alumni SMP Widya Utama yang mencalonkan kuwu. Karena harus dilegalisir.
Selanjutnya, terkait menurunnya siswa, Agus sudah tidak ingin berbicara lagi. Karena dahulu, sejak ia menjadi ketua forum sekolah swasta dan bahkan pernah menjadi ketua musyawarah kerja kepala sekolah (MKKS) negeri dan swasta Kota Cirebon, pernah menuntut keadilan PPDB dan perwali.
Jauh maupun terpencil, sekolah negeri itu menurutnya tetap banyak siswanya. Karena dahulu ia pernah melihat sekolah negeri yang kekurangan murid karena ada perpindahan siswa dari negeri ke negeri. Dan pemerintah dalam hal ini tetap memproteksi bagaimana caranya membantu agar siswa negeri bertambah banyak, sehingga menurutnya negeri itu tetap diproteksi dengan cara PPDB.
Kemudian, pihaknya juga pernah menentang berdirinya SMP Negeri 19 Kota Cirebon. Karena kuota negeri dianggapnya sudah over kapasitas. Namun pada waktu itu di jaman Wali Kota Subardi diperhatikan yang kemudian SMP tersebut tidak jadi didirikan.
Kini, bangunan-bangunan di SMP Widya Utama banyak yang tidak terurus, sehingga banyak bangunan yang rusak karena menurunnya jumlah siswa. "Saat ini saja yang mendaftar baru satu murid. Dari tahun ke tahun menurun terus. Padahal masuk di sekolah SMP di sini dapat baju dan celana lengkap dengan atribut secara gratis. Bahkan di sini tidak ada SPP dan uang gedung serta tidak ada pungutan apapun sampai lulus. Biaya nol persen, yang terutama biaya didapat dari BOS. Tahun kemarin pun pihak sekolah sampai memberi sepatu ke siswanya agar bisa tetap bersekolah. Fasilitas sekolah di sini pun lengkap," tutup Agus. (Jaka/KC Online)

Editor: Alif Kabar Cirebon


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah