Ia lantas mengungkap soal sosok Bung Karno. "Bung Karno pun tidak ujug-ujug jadi pemimpin. Ada proses panjang yang dilalui Bung Karno. Termasuk juga menjadi guru besar, menjadi rektor, itu juga porosesnya panjang. Tidak instan. Tapi kalau seorang masuk ke area itu, tidak punya konsep, tidak punya kapasitas, ya nanti yang dirugikan adalah masyarakat," tutur dr. Asad.
Karena menurut dr. Asad, seorang politisi itu adalah seorang pemimpin. Yang memimpin orang banyak yakni masyarakat. Bagaimana pemimpin itu mampu membuat daerahnya maju, membuat masyarakat sejahtera, meningkatkan kecerdasan masyarakatnya, melindungi hak warga dan menciptakan perdamaian dan masih banyak lagi.
Karena pada hakikatnya, Allah SWT menciptakan manusia di muka bumi untuk menjadi pemimpin. Setidaknya menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri, keluarga hingga daerahnya.
Lalu, bagaimana seseorang harus dipilih untuk menjadi pemimpin sebuah daerah bahkan negara? Tentu dia harus orang terbaik, orang pilihan.
Ada tiga syarat seorang pemimpin yang harus dipilih dalam agama Islam yakni memiliki skill atau keahlian atau kompetensi, kedua orang tersebut memiliki wawasan yang luas dan ketiga akhlak yang baik.***