Makam Sunan Gunung Jati di Desa Astana Kabupaten Cirebon Masuk Desa Wisata Religi Terbaik

- 6 Agustus 2023, 18:52 WIB
MENTERI Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, menetapkan Desa Wisata Religi di Desa Astana Kecamatan Gunungjati Kabupaten Cirebon masuk 75 ADWI 2023, Minggu (6/8/2023).*
MENTERI Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, menetapkan Desa Wisata Religi di Desa Astana Kecamatan Gunungjati Kabupaten Cirebon masuk 75 ADWI 2023, Minggu (6/8/2023).* /Kabar Cirebon/ Iwan Junaedi/

Untuk menunjang aktivitas kepariwisataan, di desa ini terdapat sejumlah homestay yang bisa disewa oleh para peziarah. Harga sewa untuk satu rumah relatif terjangkau, hanya Rp 150.000 hingga Rp 500.000.

Dalam momen tertentu, sejumlah kegiatan budaya dilaksanakan di Desa Wisata Religi Astana yang di antaranya, grebeg syawal, nadran, dan upacara adat mapag sri.

Selain itu, beberapa ragam kuliner khas mulai dari empal gentong, docang, nasi lengko, intip (kerak nasi), emping melinjo, emping amba, dan kerupuk lambak ditawarkan untuk memanjakan lidah para wisatawan.

ADWI merupakan ajang pemberian penghargaan kepada desa wisata yang memenuhi kriteria penilaian Kemenparekraf/Baparekraf. Tak hanya berlomba, ADWI 2023 diharapkan dapat menggerakkan perekonomian Indonesia.

ADWI akan menjadi momentum kebangkitan pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. Sehingga, ke depannya mengangkat desa-desa di Indonesia sebagai destinasi wisata berkelas dunia, serta berdaya saing global dan berkelanjutan.

Di sisi lain, ADWI 2023 dapat menjadi daya tarik pariwisata Indonesia. Sehingga, dapat meningkatkan perekonomian desa tersebut, sekaligus menstimulasi kolaborasi antar unsur pentahelix (akademisi, bisnis, komunitas, Pemerintah, dan media) demi kemajuan desa wisata.

Lima kriteria

Ada lima kriteria penilaian yang harus dipenuhi seluruh peserta ADWI 2023 agar terpilih menjadi Desa Wisata Terbaik di Indonesia. Pertama, desa wisata harus memiliki keunikan dan keautentikan daya tarik wisata, berupa alam, buatan, serta seni dan budaya.

Selanjutnya, penilaian akan diambil dari peningkatan standardisasi kualitas pelayanan homestay dengan melestarikan budaya lokal. Sekaligus, standardisasi kualitas toilet dalam memenuhi sarana dan prasarana kenyamanan wisatawan yang berkunjung.

Penilaian ketiga diambil dari kemampuan akselerasi percepatan transformasi digital, serta menciptakan konten kreatif sebagai sarana promosi desa wisata secara digital. Sementara itu, penilaian keempat dilihat dari suvenir yang dijual.

Halaman:

Editor: Iwan Junaedi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah