"Ini yang kemudian membuat publik berpikir, bangunan di depan kantor bupati, kejaksaan, DPRD yang di depan mata saja ambruk. Bagaimana hasil pembangunan lainnya, yang jauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Cirebon," kata Aan.
Harusnya, lanjut dia, kualitas bangunan itu harus terjaga. Yang dapat memberikan azas manfaat.
"Maka sejumlah peristiwa di awal tahun 2024 ini, kepala daerah harus bisa mengevaluasi persoalan yang terjadi di lapangan, apalagi berkaitan dengan pembangunan fisik," ujarnya.
Diketahui, ambruknya atap bangunan SMPN 2 Greged membuat enam siswa luka ringan dan mendapatkan perawatan intensif di tempat pelayanan kesehatan. Peristiwa terjadi di ruang kelas 7B, WC, ruang UKS dan ruang guru pada Jumat (12/1/2024) sekitar pukul 09.00 WIB.
Saat itu, para guru sedang berada di ruangan dan siswa juga sedang melakukan kegiatan belajar. Meski tak ada hujan, tetiba kedua ruangan tersebut ambruk dan menimpa orang yang berada di bawahnya.
Siswa yang berada di ruang kelas, berhamburan keluar kelas dan naas bagi anak yang duduk di belakang, tak berhasil menyelamatkan diri, sehingga terluka di bagian kepala, tangan dan kaki.(Ismail)