Gawat, Beras Kemasan 5 Kilogram Menghilang di Pasaran, Kini Warga Terpaksa Beli Beras Impor

- 11 Februari 2024, 22:25 WIB
Beras impor yang berasal dari negara Thailand banjiri pasar di Kota Serang.
Beras impor yang berasal dari negara Thailand banjiri pasar di Kota Serang. /Kabar Banten/Rizki Putri

“Raos pulen oge komo nyanguna di seupan mah, beasna paranjang (bagus berasnya, pulen. Berasnya juga panjang-panjang,” kata Rita yang mengaku sudah mencari beras kemasan ke sejumlah minimarket karena terbiasa membeli beras kemasan, hanya belakangan beras kemasan tidak tersedia, akhirnya membeli beras ke pasar tradisional.

Baca Juga: Bawaslu Kota Cirebon: Jangan Cemari Masa Tenang Pemilu dengan Money Politic, Hoax dan Ujaran Kebencian

Euis mengatakan, pasokan beras ke kios miliknya menurun drastis. Para pemasok yang biasanya seminggu menyuplai beras masing – masing 1 ton belakangan hanya sebanyak 3 kwintalan saja. Kondisi tersebut terjadi karena gabah sulit diperoleh.

“Yang masok itu kan ada beberapa orang, biasanya mereka masing – masing mengirim 1 tonan sekarang mah hanya 3 kwintal. Makanya, disiapkan beras impor, tapi beras impor juga laku harganya sama Rp 16.000 per kg, barangnya juga bagus, kondisi beras putih, panjang – panjang dan pulen juga,” ungkap Euis.

Pemilik pemnggilingan beras di Desa Pakubeureum, Kecamatan Kertajati Alan Suhlana mengatakan, pabriknya sudah seminggu berhenti beroperasi karena tidak memiliki gabah. Pengiriman dari tengkulak berhenti mencari sendiri juga susah.

Baca Juga: Rayakan Imlek 2575 Kongzili, KAI Gelar Atraksi Barongsai di Stasiun Cirebon

“Terakhir mengirim ke pelanggan itu seminggu yang lalu, itupun masih kurang dua ton yang dipenuhi dari Bulog,” ungkapnya.

Dia berharap pihak pemerintah bisa melakukan intervensi terhadap pengusaha penggilingan sepertinya agar tidak berhenti total seperti nyang terjadi sekarang ini. Bentuk intervensi bisa dilakukan sejak petani panen gabah.

“Kondisi sulitnya gabah seperti ini akan berlangsung lama karena musim panen masih lama. Gabah werit (susah), panen paling cepat April bahkan ada yang Mei,” ungkap Alan.(Tati Purwati/Kabar Cirebon)***

Halaman:

Editor: Muhammad Alif Santosa

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah