Terpedaya Disinformasi, Hoaks Penculikan Anak Merebak di Seluruh Penjuru Indonesia

- 2 Februari 2023, 20:10 WIB
ILUSTRASI Penculikan anak.*
ILUSTRASI Penculikan anak.* /Kabar Cirebon/Ajay/

KABARCIREBON- Menyikapi maraknya isu penculikan anak di sejumlah daerah, Kapolres Indramayu AKBP M Fahri Siregar mengimbau agar warga jangan mudah percaya kabar yang beredar di media sosial (medsos). Termasuk ikut menyebarkan informasi tersebut sebelum mengklarifikasi terlebih dahulu kebenarannya.

"Bisa saja isu yang beredar itu berita hoaks," katanya kepada KC, Kamis (2/2/2023).

Menurutnya, sejauh ini Polres Indramayu belum menerima adanya laporan soal penculikan anak di wilayahnya. Meski demikian, dirinya mengimbau agar masyarakat selalu waspada dengan mengawasi anaknya masing-masing. Terutama saat anak-anak beraktivitas di luar rumah. Agar dapat menghindari kejadian yang tidak diinginkan bersama.

Baca Juga: Bupati Cirebon Tinggal Pilih 3 Pejabat dari 9 yang Lolos Open Bidding

"Jika masyarakat menemukan, mengetahui serta melihat hal yang meresahkan segera laporkan ke kami. Dari laporan itu akan kita tindak lanjuti," ucapnya.

Ia menyebutkan, Polres Indramayu mempunyai layanan tim reaksi cepat tanggap (RCT). Tim inilah yang kemudian akan datang ke lokasi kejadian sesuai laporan dengan cepat, di mana pun dan kapan pun melalui hotline pengaduan Polres Indramayu.

"Segera laporkan, baik perihal penculikan anak maupun tindak kejahatan lainnya dengan menghubungi call center Polres Indramayu di nomor 081999700110," tutur Fahri.

Sementara itu, kabar hoaks penculikan anak tengah merebak viral, bahkan terjadi hampir di seluruh penjuru Indonesia. Peredaran hoaks itu kemudian ditanggapi pakar media dari Universitas Muhammadiyah Surabaya, Radius Setiyawan.

Baca Juga: Jelang Bulan Puasa, Korlantas Polri Mulai Cek Jalur untuk Arus Mudik

Sang pakar, Radius, memaparkan bahwa hoaks penculikan anak telah menciptakan kepanikan dan keresahan dalam ruang lingkup masyarakat.

Bahkan, peredaran informasi penculikan anak begitu mudah tersebar hingga akhirnya dinyatakan sebagai kabar hoaks. Menyusul hal itu, Radius menilai hoaks penculikan anak sebagai tindakan amoral dalam dunia digital.

"Banyak orang dibuat panik dan resah atas informasi (penculikan anak) tersebut. Padahal, kebenarannya diragukan," ujar Radius Setiyawan.

Bagi Radius, kemajuan teknologi juga membuat masyarakat dipaksa mengikuti arus informasi yang beredar sehingga tak sadar bahwa itu adalah disinformasi. "Masyarakat seolah terseret ke dalam sebuah ruang yang memaksa mereka terperdaya oleh disinformasi dan misinformasi," ujarnya menerangkan.

Ditekankan Radius, informasi hoaks selalu mudah hadir dalam diri orang-orang yang tak mengedepankan nilai kehidupan. "Hoaks hadir dari sikap mental yang mengesampingkan integritas," ujarnya menegaskan.

Baca Juga: 2 Tahun Vakum, Cap Go Meh di Kota Cirebon akan Kembali Digelar

Lebih lanjut, Radius meminta masyarakat menanamkan sikap teliti dengan mencari tahu kebenaran dalam informasi yang beredar, baru kemudian bisa berpikir untuk menyebarkan pada orang-orang sekitar.

"Agar tidak mudah terprovokasi kabar yang beredar di media, cari lebih dahulu kebenarannya. Masyarakat penting melakukan saring dahulu sebelum sharing," ujar dia menyarankan.

Selain itu, Radius juga menyoroti peran Pemerintah yang seharusnya mampu memberi jaminan akurasi informasi. Barang kali, hal ini bisa dilakukan melalui jajaran aparat yang selalu siap menindak pelaku-pelaku penyebar kabar hoaks itu.

"Pemerintah melalui aparat harus memberi jaminan keamanan, memberi informasi yang akurat kepada masyarakat," ujarnya seraya mendesak peran Pemerintah. "Informasi tersebut harus dibarengi dengan jaminan rasa aman," ujarnya lagi. (Udi).***

Editor: Iwan Junaedi

Sumber: Kabar Cirebon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x