Peran Pranata Sosial di Kramat Buyut Trusmi yang di dalamnya ada Sep, Kunci, Kyai, Kaum dan dibantu oleh Kemit sangat menentukan dalam proses manajemen ritus Memayu. Keterlibatannya dalam merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengevaluasi menjadi tanggung jawabnya. Pranata Sosial ini juga dipandang oleh masyarakatnya memiliki kelebihan secara supranatural. Sehingga dengan demikian mereka dengan mudah menjalankan kepemimpinannya.
Keistimewaan nilai yang terkandung dalam ritus Memayu di Kramat Buyut Trusmi kemudian dijadikan muatan dalam proses pewarisan atau transmisi nilai yang dilaksanakan oleh keluarga batih, yaitu keluarga yang terdiri dari ayah,ibu dan anak-anaknya. Keunikan muatan nilai itu terpapar dalam konsep “Papan Karna Tulis”, artinya nilai-nilai itu tidak ada dalam tulisan tetapi tersimpan dalam kolbu seseorang. Oleh karena itu pada tataran ini ada proses panjang dalam pembudayaan/enkulturasi yang dilalui oleh keluarga batih. Upaya pembudayaan ini dilakukan dengan menggunakan metode, media, sumber dan mengevaluasi untuk mengetahui hasilnya. Secara garis besar ada dua cara dalam mentransmisikan nilai yang dilakukan oleh masyarakatnya yaitu dengan melaksanakan Culture eksperience atau peran serta yang mewujud pola kegiatan ikut serta dalam kehidupan sehari-hari di dalam lingkungan masyarakatnya. Cara berikutnya adalah bimbingan yang mewujud dalam bentuk instruksi, persuasi, rangsangan dan hukuman.
Kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat setiap daerah sudah saatnya bisa dijadikan sebagai muatan dalam pelaksanaan pendidikan nilai. Aspek religius, sosial dan emosional menjadi hal penting sebagai konten yang harus dimiliki oleh peserta didik di satuan pendidikan. Transformasi nilai tersebut bisa dilakukan dengan pola kegiatan rutin di satuan pendidikan, bisa terintegrasi dalam pembelajaran dan kegiatan yang bersifat protokol yang sudah disepakati bersama dengan beragam teknik sesuai kondisi masing-masing. Semoga***