“Kurikulum pendidikan di pesantren mengutamakan kualitas sanad (kesinambungan silsilah keilmuan). Ini penting dengan tujuan agar ilmu yang diberikan itu bernilai autentik dan bisa dipertanggungjawabkan,” katanya.
Baca Juga: Usai Bentrok Antar Pendukung Calon Kuwu, Polres Cirebon Kota akan Inisiasi Deklarasi Damai
Salah satu metode pembelajaran yang masih dipertahankan pesantren hingga hari ini adalah teknik musyafahah (bertatap muka).
Hanya melalui cara inilah, menurutnya, seorang guru bisa mengerti dan memahami bagaimana seorang santri bisa menangkap hasil pembelajaran, terutama dalam pembelajaran Al-Qur’an.
“Karena apa? Karena di pesantren, terutama yang kami asuh, yakni Pesantren KHAS Kempek, mengajarkan Al-Qur’an dengan prinsip biqaraatin fasihatin sahhat min asshalat. Yakni menghasilkan bacaan fasih yang menjadikan sahnya salat,” ujarnya.
Seperti diketahui, pengajian umum tersebut merupakan bagian dari puncak acara rangkaian Tasyakkur Khotmil Qur'an dan Juz 'Amma Ke-5 MTM Kalibangka. Ada banyak acara yang digelar, mulai dari ziarah kubur, karnaval mengiring khotimin, pentas kreasi santri, serta tahlil umum.
Dan di malam puncaknya ada seni hadroh, pembagian syahadah khotimin Al-Qur'an dan Juz 'Amma, resepsi tasyakkur yang juga dihadiri Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, H Mohammad Luthfi, dan terakhir pengajian umum oleh KH. Muhammad BJ.(Ismail)