“Petani terus dilanda kerugian, waktu tanam padi serangan tikusnya luar biasa hingga tanaman puso, sekarang ditanami cabai juga sama,” ungkapnya.
Tanaman cabainya baru dua kali dipanen namun hasilnya sangat sedikit kurang dari satu kwintal, Biasanya pada panen kedua dan ketiga hasil panen cukup maksimal.
“Sekarang petani di Sumber mah terus – terusan merugi, padi rugi cabe sama saja rugi, hamanya tikus dan kekeringan,” ungjap Kamdi
Menurut mereka biasanya para petani cabai di wilayanya ketika musim kemarau bisa meraup keuntungan dari tanaman cabai, semangka atau mentimun, namun tahun ini jangankan untung bisa menutupi bodal saja tidak mungkin bisa.
“Harunya menikmati hasil panen karena harga mahal sekarang malahs ebaliknya,” ungkap Kamdi.
Para petani sebelumnya pernah membasmi tikus dengan beragam cara namun populasi tikus tidak terkendali. Sebagian tikus dituding berasal dari wilayah luar yang menyerang ke Jatitujuh perbatasan Indramayu.
“Sebelumnya juga waktu menyerang tanaman padi, tikus berasal dari Indramayu, jumlahnya tidak terkendali karena tanam tidak serempak. “ katanya.(Tati/Kabar Cirebon)***