Parah, Harga Beras Makin Mahal Tembus Rp 18.000 Per Kilogram, Bukan Petani yang Untung Tapi Tengkulak

- 6 Februari 2024, 10:59 WIB
Para pekerja tengah mengemas beras di sebuah pabrik penggilingan di Kelurahan Cijadi, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka, Senin, 5 Februari 2024.*
Para pekerja tengah mengemas beras di sebuah pabrik penggilingan di Kelurahan Cijadi, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka, Senin, 5 Februari 2024.* /Kabar Cirebon/Tati Purwati/

Bansos Beras Tak Turunkan Harga Pasaran

Dedi menyebutkan penyaluran bantuan sosial yang dilakukan pemerintah untuk keluarga miskin sebanyak 10 kg per KK tidak membawa dampak pada penurunan harga beras di pasaran. Karena, gabah dan beras di tingkat petani benar – benar habis.

Baca Juga: Istilah Petugas Partai Dicemooh, Ahok: Apa yang Salah? Ibu Mega Betul, Simak Penjelasannya!

Yang harus dilakukan untuk meredam harga beras walaupun sifatnya sementara, perlu dilakukan operasi pasar. Hanya persoalannya, apakah Bulog masih memiliki stok beras atau tidak.

“Sekarang terkesan pemerintah membiarkan harga terus melonjak, tidak ada penyeimbang karena operasi pasar tidak dilakukan. Kalau operasi pasar dilakukan, setidaknya ada peredam walaupun sifatnya sementara,” ungkap Dedi yang kini hanya memiliki stok sebanyak 30 ton beras, itupun langsung dikirim ke Bandung untuk memenuhi pesanan kemasan 4 kg.

Dedi memprediksi mahalnya harga beras dan gabah akan terus berlanjut hingga setahun kedepan. Ini terjadi karena petani terlambat tanam akibat El Nino. Tahun ini masa panen diperkirakan baru terjadi pada April mendatang, musim tanam kedua baru akan dilakukan Mei sehingga panen MT II dilalukan September atau Oktober.

Baca Juga: Jalan Wisata Trusmi Kabupaten Cirebon Rusak Parah, DPUTR Siapkan Anggaran Rp290 Miliar

Peran Bulog Dioptimalkan

Itupun jika air masih tersedia, jika air tidak tersedia maka panen terancam gagal, dampaknya harga gabah kembali melonjak.

Dedi menyarankan agar masyakat tidak terbebani dengan harga beras, pemerintah daerah harus memiliki cadangan beras yang disimpan di gudang, ketika masyarakat butuh beras bisa dikeluarkan, atau peran Bulog dioptimalkan dengan terus menyebar beras di pasaran.

Pengelola Pasar Sindangkasih Supriadi dan Pengelola Pasar Kadipaten Eyek Eka Cahya, menyebutkan, kenaikan harga beras di pasar tradisional sudah berlangsung dua hari terakhir. Beras premium di Pasar Kadipaten telah mencapai Rp 18.000 per kg, untuk premium kualitas I seharga Rp 17.000.

Baca Juga: Cek Hari Ini Jadwal dan Lokasi SIM Keliling untuk Daerah Karawang Ada di 7 Tempat, Lengkap dengan Tarifnya

Halaman:

Editor: Muhammad Alif Santosa

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah