Banjir Besar di Cirebon Rusak 9 Kecamatan, Pemkab Tetapkan Status Darurat Bencana

- 15 Maret 2024, 22:17 WIB
Ribuan sepeda motor karyawan PT Longrich yang berada di areal parkir tenggelam banjir, Rabu, 6 Maret 2024. Video pemandangan tersebut viral di media sosial terutama di grup whatsapp.
Ribuan sepeda motor karyawan PT Longrich yang berada di areal parkir tenggelam banjir, Rabu, 6 Maret 2024. Video pemandangan tersebut viral di media sosial terutama di grup whatsapp. /Kabar Cirebon/WhatsApp Grup/

KABARCIREBON - Tragedi banjir besar merusak infrastruktur 9 kecamatan di Kabupaten Cirebon. Kondisi itu mendorong pemerintah daerah untuk mengumumkan status darurat bencana.

Keputusan ini, yang diresmikan pada 7 Maret 2024, menandai dimulainya sebuah perjuangan panjang dalam mengatasi dampak yang ditinggalkan oleh bencana alam yang menggemparkan tersebut.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Deni Nurcahya, menyampaikan, langkah ini memungkinkan akses ke dana bantuan tak terduga (BTT), yang vital dalam upaya penanganan dan pemulihan.

Baca Juga: Dihajar Hujan dan Angin Kencang, Dinding Gedung Setda Pemkot Cirebon Senilai Puluhan Miliar Rupiah Jebol

“SK darurat bencana sudah dikeluarkan. Ini memastikan kita bisa memobilisasi semua sumber daya yang dibutuhkan dengan lebih cepat,” ungkap Deni.

Dalam konteks finansial, pemerintah Kabupaten Cirebon telah menyiapkan anggaran BTT sebesar Rp 25 Miliar, sebuah jumlah yang signifikan, menunjukkan keseriusan dan kesiapan pemerintah dalam menghadapi situasi darurat ini.

Sementara itu, Kepala Badan Keuangan Daerah (BKAD) Kabupaten Cirebon, Sri Wijayawati, menegaskan kesiapan dana tersebut untuk dicairkan, menantikan rekomendasi dan asesmen dari BPBD.

Baca Juga: PLN Best of The Best Communications dengan 12 Penghargaan, Menteri BUMN: Informasi BUMN Naik 2.500 Kali Lipat

Namun, proses penyaluran bantuan terkendala oleh kompleksitas verifikasi dan asesmen kerusakan serta kebutuhan mendesak masyarakat yang terdampak.

“Kami menunggu laporan dari BPBD untuk mengetahui secara spesifik apa saja yang paling mendesak dibutuhkan oleh warga terdampak," katanya.

Menanggapi situasi ini, komunitas lokal dan relawan bergerak cepat menyediakan bantuan darurat. Dapur umum didirikan, nasi bungkus dan kebutuhan pokok lainnya didistribusikan untuk memastikan bahwa tidak ada satu jiwa pun yang tertinggal tanpa akses ke makanan dan kebutuhan dasar lainnya.

Baca Juga: Strategi Pembelajaran Angklung Kuningan dalam Menjawab Kondisi Kendala di Setiap Sekolah

Selain itu, perhatian juga tertuju pada kerusakan infrastruktur yang parah. Jembatan rusak, jalan terputus, serta masalah drainase dan irigasi menjadi prioritas utama dalam fase pemulihan pasca bencana.

“Kita tidak hanya fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar saja, tetapi juga pada pemulihan infrastruktur untuk memastikan kehidupan dan penghidupan masyarakat bisa kembali normal,” jelas seorang pejabat setempat.

Strategi pemulihan jangka panjang mulai dirancang, termasuk pembangunan infrastruktur sementara seperti jembatan gantung, sambil menunggu rekonstruksi permanen. Pendekatan ini menggarisbawahi pentingnya resiliensi dan adaptasi masyarakat terhadap ancaman serupa di masa depan.

Baca Juga: Bersumpah Tidak Mengenal Terlapor Dugaan Money Politic, Caleg Dapil 1 Kuningan Terbebas Jeratan Hukum

Dalam menghadapi tragedi ini, semangat kebersamaan dan solidaritas masyarakat Cirebon terlihat jelas. Dukungan dari berbagai lapisan masyarakat, mengalir untuk mempercepat pemulihan. Walaupun jalan masih panjang, optimisme dan kerja keras menjadi bekal utama dalam mengatasi dampak banjir besar ini.(Ismail/KC)

Editor: Muhammad Alif Santosa

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah