Lengkap, Inilah Peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW

- 17 Februari 2023, 22:57 WIB
Komplek Masjid Al-Aqsha Yarussalem, Palestina/ foto : instagram @alhabib.ali
Komplek Masjid Al-Aqsha Yarussalem, Palestina/ foto : instagram @alhabib.ali /

KABARCIREBON - Isra Miraj tahun 2023 jatuh pada hari Sabtu tanggal 18 Februari 2023 atau 27 Rajab tahun 1444 H.

Isra Miraj merupakan perjalanan suci Nabi Muhammad SAW di waktu malam tahun 10 kenabian atau 620-621 Masehi.

Malam itu dingin sunyi dan senyap. Gelap menyelimuti penjuru Makkah diiringi desir angin. Hawa dingin menembus pori-pori.

Baca Juga: Setelah Ajang IIMS 2023, Mitsubishi Berencana Memboyong XFC Concept ke Sejumlah Kota Besar di Indonesia

Tiba-tiba, tamu agung itu datang. Dia adalah Malaikat Jibril Alaihissalam (AS). Ini bukan lagi di Gua Hira, seperti pertama kali Nabi mendapatkan wahyu. Tapi di rumah, tempat tinggal Nabi di sekitar Ka'bah.

Nabi Muhammad SAW yang malam itu sedang beristirahat di dalam rumah, terjejut melihat Malaikat Jibril mendatanginya.

"Berthawaflah di Ka'bah sebanyak tujuh kali,". Demikian perintah Jibril malam itu dikutip Kabar Cirebon dari The Great Story of Muhammad.

Baca Juga: Ada 544 ODGJ di Kabupaten Cirebon, Puluhan di Antaranya akan Dievakuasi Massal ke RSJ Bogor

"Engkau akan diperjalankan menuju langit oleh Allah SWT dari Masjid Al-Aqsho," Jibril melanjutkan seruannya.

Tanpa mengeluarkan kata-kata, Nabi SAW bangkit dan bergegas meningalkan rumah menuju Masjid Al Haram. Langkah kakinya cepat dan tegak menembus pekatnya malam yang begitu dingin.

Nabi Muhammad SAW pun melakukan thawaf. Mengelilingi Ka'bah tujuh putaran.

Baca Juga: Dendam Anak dan Bapak Berujung Pembacokan

Lalu setelah menyelesaikan putaran terakhir, seekor hewan tunggangan yang belum pernah ada di dunia muncul di hadapan Rosulullah SAW.

Dalam banyak riwayat, hewan tersebut kulitnya putih, lebih tinggi dari keledai tapi lebih pendek dari baghal atau bagal. Bagal adalah hewan hasil perkawinan silang antara kuda betina dengan keledai jantan.

Hewan tersebut kemudian disebut buraq. Dinamakan burok karena kecepatannya menyamai barq (kilat).

Baca Juga: PEMILU 2024 : Bawaslu RI Lolly Suhenty Kunker ke Majalengka dan Panwaslu Cigasong,Ini Fakta yang Ditemukan

Malaikat Jibril mengisyarakan Nabi SAW untuk menuju dan menunggangi burok. Nabi SAW pun mendekati burok dan bersiap menungganginya.

Namun, hewan langit itu terus bergerak saat Rasulullah SAW mendekatinya. Malaikat Jibril AS segera menghampiri untuk menenangkannya.

"Tenanglah! Demi Tuhan yang jiwaku berada digenggamanNya, engkau tidak pernah ditunggangi oleh orang baik seperti dia," kata Jibril.

Baca Juga: Jelang Musda KNPI Majalengka 2023, Tiga Bakal Calon Ketua KNPI Majalengka Tanda Tangan Pakta Integritas

Buraq seketika diam tak bergerak. Rasulullah SAW segera menaiki punggung burak, diikuti oleh Malaikat Jibril dari belakang menuju Masjid Al-Aqsha.

Jibril menemani Rosulullah SAW dalam perjalanan kilat itu. Sejumlah riwayat menyebut, meski perjalanan kilat dari Mekkah ke Masjid Aqsha, terjadi obrolan antara Jibril dan Nabi Muhammad SAW.

Dalam sekejap, keduanya tiba di Masjid Al-Aqsha. Nabi SAW lalu menambatkan buraq pada sebuah batu.

Baca Juga: Tingkatkan Silaturrahmi, Kesebelasan ELETESA Bareng Dispara Adakan Pertandingan Persahabatan

Kedatangan beliau ke Masjid Al Aqsha tanpa diketahui orang di sekelilingnya. Itu adalah suatu mukjizat terendiri.

Mengapa? Karena saat itu Masjid Al-Aqsha sedang dikepung pasukan Romawi dari segala penjuru.

Setibanya di Masjid Al-Aqsha, Rosulullah SAW terkejut ketika di sana telah menunggu para nabi. Dari Nabi Adam sampai Nabi Isa.

Baca Juga: Abu Jahal Ragukan Isra Miraj, Nabi Muhammad Ungkapkan Bukti yang Tak Terbantahkan Suku Quraisy

Semuanya turun dari lagit untuk menyambut Nabi Muhammad SAW. Para nabi berdiri dan berbaris untuk salat di Baitul Maqdis, sambil menanti Jibril menentukan siapa yang akan menjadi imam.

"Majulah, wahai Muhammad!" kata Jibril. Nabi SAW pun menjadi imam salat para nabi di Masjid Al-Asqsha.

Peristiwa itu menjadi bukti bawah para nabi telah menyerahkan jabatan imam sekaligus penuntut umat kepada Rosulullah Muhammad SAW.

Baca Juga: Kisah Isra Miraj Nabi Muhammad SAW Melihat Neraka, Rengungkan Ini Daftar Penghuninya (Bagian 5)

Sesungguhnya syariat Islam menghapus syariat-syariat sebelumnya.

Meminum Cawan Berisi Susu

Usai menjadi imam salat para nabi di Masjid Al-Aqsha, Nabi Muhammad SAW diberi jamuan tiga buah cawan (cangkir) oleh Malaikat Jibril Alaihissalam (AS).

Tiga cawan itu berisi air, khamar dan susu. Di saat yang sama, Nabi SAW mendengar suara sebagai petunjuk untuk memilih satu di antaranya.

"Jika engkau mengambil cawan berisi air, engkau akan tenggelam dan umatmu juga akan tenggelam,".

Baca Juga: Muhammad Kecil Menghilang, Orang Habasyah Mengincarnya, Temukan Tanda Kenabian (Kisah Nabi Bagian 13)

"Jika engkau mengambil cawan berisi khamar, engkau akan tergoda dan umatmu juga akan tergoda,".

"Jika engkau memilih cawan berisi susu, engkau diberi petunjuk dan umatmu pun akan diberi petunjuk,".

Nabi Muhammad SAW pun mengikuti nasihat suara itu. Namun, Nabi tidak tahu cawan mana yang berisi susu.

Baca Juga: Potensi Pelanggaran Pemilu di Kabupaten Cirebon Tinggi

Berkat pertolongan Allah SWT, Nabi Muhammad SAW dapat mengambil cawan berisi susu lalu meminumnya.

"Engkau diberi petunjuk dan umatmu pun akan diberi petunjuk, wahai Muhammad," kata Jibril setelah menyaksikan Nabi Muhammad SAW meminum susu.(Qishah ar-Risalah).

Setelah itu, Nabi Muhammad SAW melanjutkan perjalanan Miraj dengan hewan tunggangan buroq diikuti Malaikat Jibril menuju langit dunia hingga ke Sidratulmuntaha.

Menembus Langit Bertemu Nabi Adam Hingga Musa

Rasulullah Muhammad SAW dan Jibril AS pun sampai di batas langit dunia. Keduanya minta izin masuk dengan muncapkan salam.

Lalu, muncul suara bertanya kepada mereka. "Siapa?"

"Aku Jibril,". Pintu langit dibuka. Di sana Rusulullah SAW berjumpa Nabi Adam. Nabi SAW mengucapkan salam dan Adam membalasnya.

Baca Juga: OJK Peringatkan KRESNA LIFE Terkait Persetujuan Kewajiban Kepada PEMEGANG POLIS Menjadi SUBORDINATE LOAN

Nabi Adam AS menyambut kedatangan Rasulullah SAW dan mengakui kerasulannya.

Allah memperlihatkan arwah orang-orang yang berbahagia di sisi kanan dan arwah orang-orang yang sengsara di sisi kiri kepada Nabi SAW.

Setelah itu, Nabi SAW dibawa ke langit kedua. Setelah pintu langit terbuka, Rosulullah SAW bertemu Nabi Yahya bin Zakariya dan Isa bin Maryam.

Baca Juga: Protes Kerusakan Jalan: Warga Pasang Spanduk di Ruas Jalan Majalengka-Cikijing

Nabi Muhammad SAW mengucapkan salam dan kedua nabi itu membalas salamnya. Mereka menyambut kedatangan Nabi Muhammad SAW dan mengakui kerasulannya.

Rosulullah Muhammad SAW lalu dinaikkan ke langit ketiga dan berjumpa Nabi Yusuf AS. Rosul mengucapkan salam dan Nabi Yusuf membalas salamnya, menyambut kedatangannya dan mengakui kerosulannya.

Rosulullah SAW dinaikkan lagi ke langit ke empat. Di sana beliau bertemu Nabi Idris AS seraya mengucapkan salam. Nabi Idris membalas salamnya, menyambut kedatangannya dan mengakui kerasulannya.

Baca Juga: Diduga Guru SD Minta Hadiah dengan Melakukan Tindakan Cabul pada Muridnya

Rosulullah SAW dinaikkan lagi ke langit ke lima. Nabi SAW bertemu Nabi Harun bin Imran. Beliau mengucapkan salam dan Nabi Harun membalas salamnya. Nabi Harun menyambut kedatangan Nabi dan mengakui kerosulannya.

Selanjutnya, Rosulullah SAW naik ke langit ke enam. Di sini Nabi Muhammad SAW berjumpa nabi Musa bin Imran.

Nabi Muhammad SAW mengucapkan salam dan Nabi Musa membalas salamnya, menyambut kedatangan Nabi SAW dan mengaku kerasulannya.

Baca Juga: Renungan, Hadis Tentang Cobaan yang Menguntungkan

Namun ketika Nabi SAW hendak berangkat, Nabi Musa menangis. "Mengapa engkau menangis," tanya Nabi Muhammad SAW.

"Aku menangis karena pemuda yang diutus sebagai rosul sesudahku, umatnya lebih banyak yang masuk surga dari pada umatku," kata Nabi Musa AS.

Sampailah Rosulullah SAW di langit ke tujuh. Di sini Rosul SAW bertemu Nabi Ibrahim. Beliau mengucapkan salam dan Nabi Ibrahim membalas salamnya.

Baca Juga: Meski Gagal Bayar Dilunasi tetapi Pelaksanaan Pansus akan Tetap Berlanjut

Nabi Ibrahim menyambut kedatangan Rosulullah SAW dan mengakui kerasulannya. Setelah itu, Rosulullah Muhammad SAW menuju puncak perjalanan yakni Sindratulmuntaha.

Tiba di Sidratulmuntaha

Tibalah Nabi Muhammad SAW pada puncak perjalanan Isra Miraj yakni Sidratulmuntaha. Namun, Malaikat Jibril menghentikan langkahnya.

"Ada apa denganmu Jibril," tanya Rosulullah SAW heran.

"Bukankah kita memiliki kedudukan yang telah ditetapkan," kata Nabi SAW.

Baca Juga: Melunasi PBB dengan Nabung di Celengan, Kades Cikondang Minta Jalan Hantara Diperbaiki

"Di sinilah batasku. Seandainya aku melintasinya niscaya aku akan terbakar," ujar Jibril.

Dapat dibayangkan, Jibril yang meluluhlantakan negeri dan bangsa terdahulu dan mencabut penghuninya dari akarnya yang memiliki 700 sayap, panjang setiap sayapnya dari ufuk timur hingga barat, tertahan di suatu tempat dan dia tidak mampu memasukinya.

Akhirnya, Rosulullah SAW melintasi batas itu menuju Sidratulmuntaha seorang diri. Di sana, Nabi SAW mendengar bunyi pena yang mencatat kebaikan dan keburukan, rezeki dan ajal.

Baca Juga: Gabung Mitra Binaan Pertamina, Coklat Prosperofood Tingkatkan Pangsa Pasar

Itulah alam tertinggi (al-alam al-'ulwi) yang sibuk mengatur urusan alam bawah (al alam as-sufli) seperti mencatat takdir dan qodar.

Menghitung dan mengawasi amal hamba, menurunkan rezeki, menentukan ajal, mencatat kebaikkan, menghitung atau menghapuskan keburukan.

Rusulullah takjub saat melihat Sidratulmuntaha. Beliau melihat pepohonan yang daunnya sebesar telinga gajah ditutupi dengan permadani berwarna-warni dari emas dan cahaya (Qishah ar-Risalah).

Baca Juga: Lirik Lagu Religi Al Ithirof Diambil dari Syair Doa Abu Nawas, Teks Arab dan Terjemahan Indonesia

Setelah itu, Rasulullah SAW dinaikkan menuju Baitul Makmur. Lalu, Rasulullah SAW naik lagi menuju Allah Jalla Jalaluh, al-Jabbar.

Nabi SAW tak melihat Allah SWT dalam wujudnya. "Aku tak dapat melihatnya. Aku hanya melihat cahaya," kata Nabi Muhammad SAW tertuang dalam HR Muslim.

Di hadapan Allah SWT, Nabi SAW mendapat perintah salat. Allah SWT mewajibkan salat 50 waktu kepada Rasulullah SAW dan umatnya.

Baca Juga: Di Hadapan Politisi Golkar Warga Sampaikan Aspirasi

Setelah menerima perintah itu, Rasulullah SAW kembali ke bawah dan bertemu Nabi Musa AS.

"Berapa waktu salat yang diwajibkan kepadamu," tanya Musa.

"Lima puluh waktu," jawab Rasulullah SAW.

"Sungguh umatmu tidak akan mampu melaksanakan salat 50 waktu," kata Musa.

"Kembalilah kepada Tuhan dan mohonlah keringanan pada-Nya bagi umatmu," saran Musa.

Baca Juga: Bawaslu Temukan Sejumlah Masalah dalam Tahapan Coklit: Gawatnya Lagi, Tak Semua Pantarlih Pahami Alat Kerja

Rasulullah SAW melirik ke arah Jibril, seolah-olah meminta pendapatnya. Jibril mengerti maksud Rasulullah.

"Ya jika engkau menginginkannya,".

Rasulullah kemudian menghadap Allah SWT untuk kedua kalinya. Allah SWT memberikan keringanan sepuluh rakaat.

Baca Juga: Pengunjung Baiknya Datang Ke-Booth IIMS 2023 Ini: Datang Membawa Mobil Lama, Pulang Bawa Mobil Baru

Nabi SAW kembali turun hingga bertemu lagi Nabi Musa AS, lalu memberi tahu tentang keringanan yang diberi Allah SWT.

"Menghadaplah kembali kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan," saran Musa lagi.

Rasulullah berulang kali menemui Musa dan menghadap Allah SWT hingga akhirnya salat ditetapkan menjadi lima waktu.

Baca Juga: Bikin Kagum, Rara Kota Cirebon 2022 Siti Sarah Balqis Apriliani Pentas Seni Tari Topeng di Hong Kong

Kendati demikian, Musa tetap meminta Rasulullah untuk memohon keringanan kepada Allah SWT.

Rasulullah SAW menjawab, "Aku malu kepada Tuhanku, lagi pula aku ridho dan menerima perintahnya," jawab Nabi Muhammad SAW.

Ketika Rasulullah hendak pergi terdengar suara seruan. "Engkau telah menerima perintah-Ku dan engkau telah meringankan para hamba-Ku," HR Bukhori dan Muslim lihat Zadul Maad.

Baca Juga: Konflik Internal, Delapan Pengurus KONI di Kabupaten Cirebon Mengundurkan Diri

Dalam Miraj ini, Rasulullah SAW juga mengalami pembelahan dada. Beliau juga melihat empat buah sungai yang keluar dari dasar Sidratul Muntaha.

Dua sungai terlihat wujudnya yakni Sungai Nil dan Furat. Dua lagi tidak terlhat karna berada di surga.

Melihat Neraka dan Penghuninya

Nabi Muhammad SAW juga diperlihatkan oleh Allah SWT mereka yang kelak menjadi penghuni neraka.

Nabi Muhammad SAW juga melihat Malaikat Malik, penjaga neraka yang tak pernah senyum. Di wajahnya tidak terpancar kegembiraan dan keceriaan.

Nabi SAW juga melihat surga dan neraga. Beliau melihat mereka para pemakan harta-harta anak yatim secara zalim.

Baca Juga: Warga Indramayu Tanam Pohon Pisang di Jalan Rusak

Para pemakan harta anak yatim itu memiliki bibir seperti bibir unta. Mulut-mulut mereka dilempari dengan potongan api dari neraka sebesar genggaman tangan, lalu keluar dari dubur-dubur mereka.

Beliau melihat para pemakan riba yang memiliki perut-perut yang buncit. Mereka tidak mampu beranjak dari tempat mereka.

Mereka dilintasi oleh keluarga Fir'aun saat akan disodorkan ke negara lalu mereka diinjak-injak.

Baca Juga: Catat Nih, Tiket KA Lebaran Sudah Dapat Dipesan Mulai 26 Februari

Rasulullah SAW melihat para pezina, di tangan mereka terdapat daging yang gemuk dan segar, dan di sampingnya terdapat daging yang bernanah dan membusuk.

Mereka memakan yang bernanah dan membusuk dan tidak memakan daging yang segar meski tersedia.

Beliau melihat wanita-wanita yang suka membawa masuk lelaki asing. Wanita-wanita itu sedang bergelantungan pada payudara mereka.

Baca Juga: Peristiwa Pembelahan Dada Nabi Muhammad SAW Oleh Pria Jubah Putih di Usia Tiga Tahun (Kisah Nabi Bagian 12)

Respon Abu Jahal dan Suku Quraisy

Setelah melakukan perjalanan suci Isra Miraj, malam itu juga Nabi Muhammad SAW kembali ke rumah.

Nabi Muhammad SAW terkejut ketika menemui bantal di rumahnya masih sama seperti saat ditinggalkan. Tubuhnya dibaringkan.

Matanya menerawang, memikirkan bagaimana caranya mengabarkan kepergiannya malam itu pada penduduk Mekkah.

Baca Juga: Mitsubishi Hadirkan Mobil Konsep Compact SUV Mitsubishi XFC Concept pada Ajang IIMS 2023

Saat fajar menyingsing, Nabi SAW didatangi Abu Jahal. Kesempatan itu langsung dimanfaatkan beliau untuk menceritakan apa yang telah dialaminya.

Abu Jahal hanya mengernyitkan keningnya mendengar penuturan Nabi Muhammad SAW.

"Bagaiaman pendapatmu jika aku kumpulkan para kaummu untukmu. Apakah engkau akan mengabarkan apa yang engkau katakan?" Abu Jahal memberi saran.

Baca Juga: Pengumuman Beasiswa Bank Indonesia 2023, Berikut Syarat dan Ketentuannya

"Ya," kata Nabi SAW.

Pagi itu, berkumpulah penduduk Makkah untuk mendengarkan pengalaman Rasulullah SAW melakukan Isra Miraj.

Di antara mereka terdapat para pembesar musyrik Quraisy. Nabi SAW menceritakan secara runut, sementara orang-orang menyimaknya. Tiba-tiba Abu Jahal berbicara.

Baca Juga: Jabat Ketua Umum PSSI, Ini Tugas Berat Erick Thohir

"Muhammad, biasanya kami menempuh perjalanan menuju Baitul Maqdis selama satu bulan, dan kembali dalam satu bulan,"

"Sementara engkau mengaku telah pergi ke sana, lalu naik ke langit ketujuh, ke Sidratulmuntaha dan kembali hanya dalam satu malam? Itu sama sekali tak masuk akal," kata Abu Jahal.

"Aku ingin engkau membuktikan kebenaran pengakuanmu, beri tahukan kepada kami perihal Baitul Maqdis. Karena, kami amat mengenalnya, pintu demi pintu, jendela demi jendela, lorong demi lorong," tandas Abu Jahal.

Baca Juga: Pada Ajang IIMS 2023: Presiden Jokowi Mengajak Industri Otomotif Lebih Berorentasi pada Ekspor

Rasulullah SAW mulai mendeskripskan Baitul Maqdis dengan amat detail. Mendengar uraian Nabi SAW, al-Walid mengatakan, "Demi Allah, penjelasannya tidak lebih dan tidak kurang dari apa yang pernah kami saksikan," kata al-Walid.

"Kami ingin bukti lain," kata kaum musrik Quraisy.

"Baik. Aku mencium aroma kafilah akan tiba besok yang dipimpin oleh salah satu dari kalian. Di depan kafilah itu, ada seekor unta dengan dua titik putih di keningnya, dan seekor unta patah tulang kakinya,".

Baca Juga: Hasil KLB, Erick Thohir Jabat Ketua Umum PSSI Singkirkan La Nyalla Matalitti

"Kami akan menunggu kebenaran ucapanmu," kata mereka.

Ketika pagi tiba, kafilah yang dinanti pun datang. Seekor unta dengan dua warna putih di keningnya berada di depan rombongan.

"Apa apa gerangan dengan unta si Fulan?" kata orang-orang Quraisy yang telah menunggu kedatangan rombongan tersebut.

"Tulang kakinya patah!" kata seseorang.

Baca Juga: Filipina Diguncang Gempa Magnitudo 6,1 dan 80 Kali Gempa Susulan

Kaum Qurasy tak bisa lagi membantah kebenaran perkataan Muhammad SAW. Namun, mereka tetap ingkar dan menuduhnya menggunakan sihir.

Sifat Rasulullah SAW adalah amanah. aman berarti dapat dipercaya. Sebelum menjadi rosul, beliau telah digelari al-Amin artinya yang dapat dipercaya.

Dengan demikian, tidak mungkin seseorang nabi bersifat khianat (curang).

Baca Juga: Baru Saja Dibangun, Gapura Pesisir Cirebon Proyek Kotaku Ambruk, Kualitas Konstruksi Jadi Sorotan

Amanah diterapakan para nabi dan rosul dalam benuk selalu menyampaikan semua ajara yagn diterimanya.

Tidak ada satu pun yang disembunyikan, termasuk tentang Isra Miraj yang sulit diterima logia.***

Editor: Muhammad Alif Santosa

Sumber: The Great Story of Muhammad


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x